SUKABUMIZONE.COM, SUKABUMI–Lagi, sejumlah pelanggan PT PLN Rayon Cikembar Area Sukabumi Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB), di Kampung Padabeughar Rt,04/01 Desa Padabeunghar Kecamatan Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi keluhkan listrik drop atau spaneng.
Salah seorang warga Kampung Padabeunghar Eri Kustiawan mengatakan, listrik di daerahnya kerap spaneng dan tak ayal merusak barang-barang elektronik miliknya. “Kejadiannya memang tak lama tapi kalau terlalu sering bisa-biasa seluruh barang-barang elektronik kami rusak,” kata Eri kepada www.sukabumizone.com Senin, (1/9).
Sementara itu, masih salah seorang warga Kampung Padabunghar Jeni mengatakan, listrik spaneng terjadi beberapa hari lalu. Namun, apabila cuaca mendung dan hujan listrib bisa spaneng tiga sampai empat kali sehari. ” Jelas ini tidak dapat dibiarkan, PLN harus cepat bertindak agar kenyamanan kami dalam menikmati listrik tidak terganggu,”tandasnya.
Di tempat terpisa, SPV Teknis PT PLN Rayon Cikembar Eman Durahman mengelak faktor penyebab terjadinya listrik drop atau spaneng akibat kurangnya tegangan di daerah tersebut. Menurutnya, ada dua penyulang yang cukup kuat untuk menopang daya ke daerah itu. ” Kami mengindikasikan spaneng yang terjadi akibat penyambung jaringan putus atau dalam bahasa kami “CO”,” jelasnya.
Meski demikian, pihaknya akan menerjunkan personil untuk melakukan investigasi jaringan agar listrik kembali normal. ” Secepatnya akan kami tangani hal tersebut. Dan atas nama PLN Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan pelanggan,” tuturnya.
Ia berharap demi kelancaran distribusi listrik untuk kepentingan umum. Pelanggan yang merasa memiliki pepohonan yang dapat mengganggu jariangan agar merelakanya pohonnya dipangkas. “Ini bukan hanya kepentingan PLN akan tetapi juga kepentingan umum. Jadi tolong pelanggan yang memiliki pepohonan yang dekat jaringan dapat menyadari hal itu,”tandasnya.
Sedangkan bagi para penghobi layang-layang ia mengimbau agar menjauhi jaringan listrik. “Selain dapat berbahaya untuk dirinya juga akan mengganggu kepentingan umum. Apalagi mereka kerap menggunakan kawat sebagai pengganti nilon, itu jelas sangat berbahaya,”tukasnya. Sep