SUKABUMI – Sekitar 80 persen wilayah dari 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, daerah rawan pergerakan tanah menengah dan tinggi. “Dari hasil pengkajian, sebagian besar wilayah Sukabumi memang rawan pergerakan tanah. Termasuk Kecamatan Warungkiara yang beberapa hari lalu diterjang bencana pergerakan tanah,” kata Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral dan Perindustrian Kabupaten Sukabumi, Adi Purnomo kepada wartawan Kamis (09/02).
Seperti diketahui bencana pergerakan tanah melanda empat kampung di Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara pada Jumat (3/2) lalu. Dampaknya sebanyak sembilan rumah mengalami kerusakan mulai dari berat, sedang, dan ringan.Jumlah warga yang terdampak bencana mencapai sebanyak 42 kepala keluarga (KK). “Persebaran kawasan rawan pergerakan tanah berada di utara maupun selatan Sukabumi. Pemkab belum memiliki detail rinci mengenai kerawanan pergerakan tanah di masing-masing kecamatan,” ujarnya.
Pihaknya, hanya mendapatkan data secara umum mengenai kerawanan pergerakan tanah. Upaya perincian data kerawanan tersebut terang dia memerlukan dana yang tidak sedikit. Namun, lembaganya memiliki keterbatasan dalam pengalokasiandana tersebut. “Terlebih, kewenangan tersebut saat ini berada di Badan Geologi,” ulasnya.
Sementara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Usman Jaelani menjelaskan, pemkab telah meminta Badan Geologi untuk melakukan kajian terkait pergerakan tanah di Desa Bantarkalong, Warungkiara. ’’Hasil rekomendasi dari Badan Geologi untuk menentukan langkah penanganan bencana selanjutnya. Diantaranya keputusan untuk melakukan relokasiterhadap warga yang tinggal di rumah yang rawanterkena pergerakan tanah,” pungkasnya. Rol