SUKABUMI — Densus 88 Antiteror Mabes Polri menggeledah rumah terduga teroris di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat belum lama ini. Terduga teroris itu sudah hampir lima bulan mengontrak rumah di kawasan tersebut.
Dari informasi yang diperoleh, rumah kontarakan ini berada di kawasan dekat dengan perumahan warga. Rumah kontrakan ini juga berada di daerah yang terdapat banyak pabrik yang mempekerjakan buruh cukup banyak.
“Hampir lima bulan salah satu rumah kontrakan disewa terduga teroris,” kata pemilik rumah kontrakan Nandang Ari (39). Pengontrak rumah berinisial B yang diduga menjadi salah satu terduga teroris yang meninggal dunia di Cianjur.
Menurutnya, B menyewa salah satu rumah kontrakan dengan diantar salah seorang buruh yang bekerja di salah satu pabrik di Sukabumi. “Rumah kontrakan yang dimilikinya sebanyak lima unit yang berderet serta disewakan Rp 500 ribu per bulan. Pengontrak rumah berinisial B yang mengaku dari Jakarta ini memilih rumah kontrakan yang berada di ujung,” ujarnya.
Nandang menerangkan, ia tidak menaruh curiga terhadap B yang datang ke Sukabumi untuk mencari pekerjaan. Selain itu B berencana untuk menikah.
“Namun, kaget ketika polisi memberitahukan akan menggeledah rumah kontrakan yang ditempati B. Polisi memberitahu pada Minggu pagi sekitar pukul 09.30 WIB,” cetus dia.
Kekagetannya bertambah, karena di kontrakan itu ada seorang perempuan. Padahal, sepengetahuannya B masih belum menikah serta tinggal sendiri di sana.
Kanehan ini terjawab setelah Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi mengatakan, perempuan yang berada di rumah itu adalah istri MG. “Sosok MG merupakan salah satu terduga teroris yang diamankan densus di sekitar rumah kontrakan B pada Ahad pagi sekitar pukul 06.00 WIB,” tuturnya.
Warga lainya, Burhan (46) mengaku masyarakat tidak pernah mengobrol dengan B maupun rekannya yang sering ke masjid untuk shalat. “Ke masjid shalat kadang berdua atau berempat tapi terpisah tidak bergabung dengan jemaah masjid,” imbuh dia.
Warga juga pernah melihat B lari-lari di sekitar rumahnya atau di lapangan. “Namun warga juga tidak menaruh kecurigaan bahwa mereka adalah terduga teroris,” pungkasnya. red