SUKABUMI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mulai menerjunkan tim untuk memantau dampak kekeringan. Sebabnya, saat ini mulai dirasakan dampak kekeringan di masyarakat.
“Petugas dikerahkan sebab ada laporan dampak kekeringan sudah dirasakan masyarakat,’’ kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada wartawan, Minggu, (22/7).
Dampak kekeringan yang dirasakan saat ini, kata dia, seperti debit air sumur di permukiman warga yang mulai berkurang dibandingkan sebelumnya. Selain itu, dahan serta daun pohon di pinggiran jalan maupun permukiman warga yang menguning akibat kekeringan. Sejumlah fenomena itu dinilai merupakan pertanda awal kekeringan.
Zulkarnain menjelaskan, tim yang dikerahkan nantinya akan melaporkan hasil pantauannya. Jika di lapangan ada warga yang kesulitan sarana air bersih maka petugas BPBD akan memberikan bantuan. “Mereka akan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya dalam upaya penyediaan sarana air bersih,” ujarnya.
Berdasarkan pengalaman pada musim kemarau tahun lalu, kawasan yang rawan terdampak kekeringan adalah Kecamatan Baros, Cibeureum, serta Lembursitu (Bacile). Walaupun sebenarnya semua daerah juga berpotensi yang sama.
Saat ini, petugas juga melakukan pemantauan kondisi hidrometeorologi yang berlangsung untuk zona Sukabumi sehingga dapat terpantau perkembangan daerah yang kekeringan di daerah. Petugas juga mewaspadai naiknya potensi kebakaran akibat bahan-bahan yang mengering serta mudah tersulut ketika ada kobaran api. ‘’Warga diminta agar tidak membakar sampah atau bahan lainnya yang mudah terbakar sebab khawatir merembet ke permukiman,’’ pungkasnya. rol