SUKABUMI — Sebanyak 100 masjid besar di Kota Sukabumi Jawa Barat, telah menjalankan Gerakan Maghrib Mengaji. Program tersebut dimaksudkan untuk mengembalikan kebiasaan anak-anak mengaji pada waktu selepas shalat maghrib berjamaah.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sudah meluncurkan Gerakan Maghrib Mengaji di Masjid Agung Sukabumi, Desember 2018 lalu. Sebagai informasi, gerakan itu awalnya digagas Kota Sukabumi, untuk kemudian menjadi salah satu program di level Jawa Barat
“Gerakan Maghrib Mengaji diantaranya upaya pemerintah dalam meningkatkan syiar keagamaan serta ketakwaan,’’ kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, belum lama ini.
Ia menuturkan, kebiasaan mengaji bakda shalat maghrib telah membudaya di tengah kaum Muslimin setempat. Tetapi, seyogianya juga digiatkan oleh pemerintah kota (pemkot) Sukabumi serta adanya kekhawatiran perubahan pola perilaku dan sikap di tengah masyarakat, sehingga kebiasaan yang baik sering dilupakan.
Menurutnya, sejak diluncurkan pertama kali, Gerakan Maghrib Mengaji di kota itu telah dijalankan pada 100 unit masjid besar. Total masjid jamik yang ada di Kota Sukabumi sebanyak 540 unit serta tersebar di tujuh kecamatan.
Targetnya, pada 2020 mendatang jumlah masjid jamik di Kota Sukabumi yang menerapkan gerakan ini sebanyak 172 masjid. Selanjutnya, angka tersebut akan terus ditingkatkan sehingga semua masjid jamik yang ada di Sukabumi menerapkannya.
Fahmi menjelaskan, gerakan ini sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan syiar keagamaan serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Selain itu, dia menilai ada keberkahan yang bisa dirasakan seluruh masyarakat dari syiar keagamaan seperti ini.
Pada zaman dahulu, kebiasaan mengaji sesudah maghrib telah menjadi rutinitas di tengah masyarakat. Mereka melakukannya hingga sampai waktu isya di masjid-masjid.
Saat ini, ada kekhawatiran kebiasaan baik itu mulai ditinggalkan. Apalagi, anak-anak saat ini mudah terlena dengan pelbagai hiburan yang muncul bakda maghrib, sebut saja gawai internet atau televisi.
Fahmi menjelaskan, gerakan magrib mengaji sebagai upaya membentengi generasi muda dengan pondasi agama yang baik. Terutama untuk menekan terjadinya kenakalan pelajar.
Salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja diataranya kurangnya kedekatan dengan agama. Sebab itu pemerintah mencoba menggerakan kembali agar warga kembali menggiatan gerakan magrib mengaji.
Salah seorang warga Citamiang, Kota Sukabumi Novianti D (23) mengatakan, gerakan magrib mengaji itu sangat baik dalam membentuk generasi muda yang dekat dengan ajaran agama terutama memahami kitab suci Alquran. Sehingga anak-anak dapat menjadi generasi yang kuat secara agama serta terhindar dari pengaruh lingkungan yang buruk. (rol)