SUKABUMI KOTA – Kasus hepatitis A di kalangan pelajar Kota Sukabumi, Jawa Barat, dilaporkan meningkat. Tadinya menjangkiti 52 pelajar, sekarang menjadi 56 pelajar. Namun belum digolongkan dalam kejadian luar biasa.
“Kami belum menentapkan peristiwa ini sebagai kejadian luar biasa (KLB) karena jumlah warga atau pelajar yang terjangkit penyakit ini masih rendah atau masih dianggap wajar,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Ritanenny kepada wartawan.
Penyebaran penyakit ini disebabkan oleh virus melalui kotoran atau tinja yang menempel di makanan tersebut dan penyebarannya sejak November sampai sekarang ini.
Dari data Dinkes Kota Sukabumi, pelajar yang terjangkit penyakit hepatitis A bertambah empat orang yang berasal dari SDN Cimanggah.
Sementara jumlah pelajar yang paling banyak terjangkit penyakit ini adalah pelajar SMAN 3 Kota Sukabumi 40 orang, kemudian 5 pelajar SMPN 1 Kota Sukabumi dan dua pelahar SMPN 15 Kota Sukabumi.
Selain itu, SDN Subangjaya 1 terdapat tiga orang pelajar yang terjangkit dan SDN Subangjaya 2 dan 3 satu orang pelajar.
“Kemungkinan besar penyebaran penyakit ini bersumber dari jajanan di lingkungan sekolah yang kurang higienis dan kami pun saat ini sudah melakukan pencegahan dan sosialisasi,” tambahnya,
Sebelumnya, Kepala Dinkes Jabar Alma Lucyati menyampaikan, agar kepada seluruh daerah baik kota maupun kabupaten yang ada di Jabar agar tidak menetapkan kebijakan KLB walaupun Kota Depok sudah lebih dahulu menetapkan KLB.
Selain Kota Depok dan Sukabumi ada beberapa daerah lainnya yang pelajarnya terjangkit hepatitis A seperti Tasikmalaya, Bogor dan Bekasi.
“Kami meminta agar kepada seluruh petugas kesehatan melakukan penyuluhan kesehatan lingkungan kepada pelajar untuk mengantisipasi penyebaran penyakit ini,” kata Alma. sz