SUKABUMI Kab–Cuaca kawasan laut Sukabumi terutama teluk Palabuhanratu semakin ekstrim. Gelombang yang semakin tinggi dan kecepatan angin yang kencang mulia menyebabkan abrasi dan banjir di beberapa kawasan.
Kawasan yang terkena dampak di antaranya Kampung Camara dan Rawakalong, Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Sejak tadi malam hingga pagi tadi kawasan ini sudah mulai terendam banjir akibat gelombang laut dengan kecepatan tinggi yang naik ke perkampungan. Warga mulai panik dan berjaga-jaga di rumah mereka. Lima rumah terlihat mulai rusak tegerus abrasi.
“Kelima rumah ini jaraknya cuma beberapa belas meter dari pantai. Biasanya ombak tidak sebesar saat ini dan baru kali pertama ombak masuk ke kampung dan menyebabkan abrasi,” kata Kamad (32), tokoh pemuda setempat.
Lima rumah yang terkena abrasi merupakan kediaman Karnata (57), Casmad (50), baedin (40), Rasmad (50) dan Takmidin (26). Mereka merupakan keluarga nelayan di kawasan teluk Palabuhanratu dan laut Sukabumi yang berhenti melaut karena cuca ekstrem sejak beberapa hari terakhir.
Hujan lebat disertai badai sejak kemarin petang membuat warga semakin tegang. Warga berharap bisa segera mendapat bantuan dari pemerintah.
Selain itu warga menuntut segera dilakukan relokasi tempat mereka tinggal mengingat lokasi tempat mereka tingal masuk dalam kawasan pembangunan proyek minapolitan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) yang akan dilaksanakan pada tahun ini.
Dari pantauan Pengawas Syahbandar Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP), tinggi gelombang di luar Teluk Pelabuhan Ratu mencapai 2,5-3 meter. Sementara gelombang di teluk mencapai dua meter. Selain itu, kecepatan angin maksimal 15 knot/detik.
“Kondisi ini jauh di atas normal. Biasanya, tinggi gelombang di luar teluk Pelabuhan Ratu maksimal mencapai 2 meter dan di dalam maksimal 1 meter serta kecepatan angin maksimal hanya 10 knot. Kondisi ini memang membahayakan,” tegas Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP), Arief Rahman Lamatta.
Ia menambahkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim angin barat akan terjadi Februari sampai Maret. Artinya, gelombang tinggi di sekitar Pelabuhanratu kemungkinan akan meninggi lagi.Red