SUKABUMIZONE.COM,SUKABUMIKOTA–Pihak Pondok Pesantren Dzikir AL-Fath Sukabumi mengharapkan, Pemerintah Kota Sukabumi dan dinas-instansi terkait, agar secepatnya mengurus hak paten dua jenis kesenian, yakni permainan bola api Nyonyoo Seuneu dan atraksi Lisung Nyi Centrik, yang dimiliki dan dikembangkan oleh pihak pondok pesantren tersebut.
Sekretaris Daerah Kota Sukabumi, H. Mohamad Muraz, S.H., M.M., saat dikonfirmasi tentang keinginan pihak pondok pesantren tersebut menandaskan, pihaknya akan segera mengurus hak paten kedua jenis kesenian tersebut. Karena kedua jenis kesenian tersebut, merupakan kesenian khas Kota Sukabumi. Selain itu, juga untuk menambah perbendaharaan atau khasanah kesenian khas Kota Sukabumi. Sebab sebelumnya telah ditetapkan kesenian khas Kota Sukabumi, yakni Teater Rakyat Uyeg, yang dahulunya merupakan salah satu kesenian khas rakyat Padjadjaran.
Sementara Pimpinan Pondok Pesantren Dzikir AL-Fath Sukabumi, Doktor Fajar Laksana, S.E., CQM., M.M. menandaskan, pihaknya sudah satu bulan lebih mengajukan proses hak paten kedua jenis kesenian tersebut, kepada Pemerintah Kota dan dinas-instansi terkait. Maksud dan tujuannya, untuk mengantisipasi hasil karya cipta kedua jenis kesenian tersebut, supaya tidak diakui dan dipatenkan oleh orang lain.
Diungkapkannya, permainan bola api tersebut merupakan salah satu tradisi Kerajaan Padjajaran, dengan menggunakan tangan. Sedangkan bahan bolanya dari buah kelapa, yang sudah direndam minyak tanah selama beberapa hari, untuk selanjutnya dibakar dan dimainkan oleh 8 grup, yang setiap grupnya beranggotakan masing-masing 8 orang. Namun sebelum ke-8 grup tersebut memainkan bola api ini, seluruh pemainnya harus mengikuti proses ritual, yakni berdoa dan berdzikir bersama. Diungkapkan pula, selama permainan tersebut berlangsung, selain apinya tidak boleh padam, para pemainnya juga harus sebanyak mungkin memasukan bola api ke dalam ring, yang sudah disiapkan di setiap ujung lapangan.
Demikian pula atraksi Lisung Nyi Centrik, juga merupakan salah satu kesenian yang harus segera dipatenkan. Dikatakannya, dalam atraksi Lisung Nyi Centrik, sebuah lisung yang biasa digunakan untuk menumbuk padi, sebelum dimainkan terlebih dahulu diisi tenaga dalam. Sehingga lisung yang dipikul oleh 4 orang tersebut, dapat bergerak dan berputar sendiri, yang diiringi dengan tepukan, teriakan dan pukulan kentongan. Dikatakan pula, apabila semakin keras diteriaki dan dipukuli, maka gerakan dan putaran lisung tersebut akan semakin cepat pula.
Pimpinan Pondok Pesantren Dzikir AL-Fath Sukabumi menjelaskan, lisung yang digunakan atraksi tersebut, merupakan lisung peninggalan turun temurun dari orang-orang keturunan Prabu Siliwangi. Dengan demikian, orang-orang yang dapat melakukan atraksi lisung tersebut, hanya orang-orang yang memiliki garis keturunan Prabu Siliwangi.Endang