SUKABUMIZONE.COM, SUKABUMIZONE– Petugas Penanggulangan Penyankit Menular (P2M) Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, lagi-lagi lakukan fogging setelah sebelumnya mendapat laporan penemuan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Gunungguruh kabupaten Sukabumi beberapa waktu lalu. Diinformasikan ada 9 kasus dugaan DBD namun, dari hasil KDRS yang diterima petugas P2M sebanyak dua orang. Pengasapan itu pun disambut antusias masyarakat dan pemerintah setempat sebab, mereka menganggap fogging adalah satu-satunya cara yang dapat mebuat mereka tenang.
Salah seorang warga Neglasari Desa Gunungguruh Kabupaten Sukabumi Mumuh mengatakan, masyarakat cukup khawatir setelah beberapa orang tetangganya tiba-tiba jatuh sakit dengan gejala persis DBD. “Namun, setelah ada upaya dari pihak kesehatan kami agak sedikit lega. Mudah-mudahan tidak ada lagi korban dan DBD benar-benar dapat dimusnahkan,” kata Mumuh kepada www.sukabumizone.com Kamis (19/7).
Sementara itu, Kepala Desa Gunungguruh Kecamatan Gunungguruh kabupaten Sukabumi Usep Saprudin berharap dengan adanya fogging dan sosialisasi pencegahan DBD yang dilakukan petugas P2M, masyarakat tidak begitu panik. “Kerjasama lintas sektor dengan pihak kesehatan akan terus kami bumbung sebagai mana mestinya. Pemerintah setempat akan terus memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat untuk menunjang proses pelayanan kesehatan seperti Jamkesda, Jamkesmas, Jampersal dan lain sebagainya,”tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Petugas P2M Gunungguruh Eri Kustiawan menjelaskan, setelah mendapat laporan dari masyarakat dan hasil KDRS maka, pihaknya langsung terjun untuk memutus mata rantai DBD salah satunya dengan fogging. “Meskipun fogging tidak epektif untuk membunuh jentik karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Namun, tetap kami lakukan pasalnya dalam kegiatan fogging masyarakat lebih fokus terhadap sosialisasi yang kami berikan,”tandasnya.
Ia mengulas, dalam pencegahan DBD pihaknya melakukan pencegahan dengan menumbuhkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penyuluhan, Fogging. “Yang pasti masyarakat jangan terlena meski sudah di fogging bukan berarti mereka aman dari DBD. Tetap saja kalau tidak menghiraukan anjuran kami untuk melaksanakan PHBS seperti menguras, menutup, mengubur (3M) tetap saja DBD sulit dimusnahkan,”ujarnya.
Sebab itu, ia berharap dengan adanya penemuan kasus DBD maka dapat menjadi pembelajaran bagia semua pihak agar tetap waspada. “Kembali kami tekankan fogging bukan satu-satunya cara memberantas DBD. Tapi, mudah-mudahan dapat membuka mata masyarakat tentang bahaya DBD. Selain itu, ia berharap kerjasama lintas sektor terus terjalin dengan baik,”pungkasnya. Sep