SUKABUMIZONE.COM,SUKABUMI–Sedikitnya 200 hektar sawah petani di Kampung Lebak Jero Kedusunan Mekarsari Rt03/Rw04 Desa Parakan Lima Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, terancam gagal panen. Bahkan, hektaran diantaranya telah porak poranda diamuk tanah longsor tersebut. Dari informasi yang dihimpun www.sukabumizone.com luas tanah longsor sekitar 15 hektar dan ketinggian mencapai 17 meter.
“Ini memicu kecemasan warga di sekitar terjadinya longsor. Misalnya, rumah saya yang tinggal beberapa meter dari titik longsor.Ya, saya hanya bisa pasrah,” ungkap salah seoarang warga Kampung Lebak Jero Ujun (63) kepada wartawan.
Menurutnya, tanah longsor telah dua kali terjadi yang pertama terjadi pada 2007 lalu di tempat yang sama. “Namun, tidak sebesar dan separah kali ini,” tuturnya.
Sementara itu, salah seorang petani yang juga warga Kampung Tanjakan Lengka Popoy (39) mengatakan, hektaran sawah petani ludes. Bahkan, kemungkinan besar tidak dapat dibuat kembali sebagai pesawahan petani. “Karena besarnya bencana saat ini sehingga Sungai Cibatu pun terbendung dan meluap ke pesawahan petani,”katanya.
Ia berharap pemerintah dapat membantu nasib para petani yang menopangkan hidupnya dari hasil bercocok tanam.” kami sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki aliran Sungai Cibatu supaya tidak megalir keladang kami. Selain itu, sawah kami yang tertibuh tanah longsor dapat dibangun kembali” ujarnya.
Di tempat terpisah Kepala Desa Parakanlima Jejen Jaenal Abidin diwakili Sekretaris Desa Parakanlima Iyus Wahyudin membenarkan bahwa tanah longsor di daerah tersebut sudah dua kali terjadi sehingga membentuk situ. “Diprediksikan tanah longsor kali ini akibat ada beban berat tanah sehingga terdorong kembali dan menyababkan longsor. Tentu tingginya curah hujan juga salah satu faktor,”jelasnya.
Lanjut Iyus, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas PSDA Kabupaten Sukabumi dan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi.”Tanggapanya cukup baik sebab pemerintah akan membangun talang dengan pas drum dan akan mulai pekerjaan setelah kondisi memungkinkan. Karena, saat ini tanah masih bergerak,”pungkasnya. Dendi/Bambang