SUKABUMIZONE.COM, SUKABUMI–Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat terus berupaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Di Kecamatan Gunungguruh misalnya, angka AKI dan AKB masih tinggi dan terus ditekan. Melalui Koordinator Lapangan Dinas Kesehatan di Gunungguruh Eri Kustiawan mengatakan,
berjalannya program tersebut melibatkan semua element dintaranya, perawat, bidan desa, bidan kordinator lapangan, dan lintas sektor Kecamatan Gunugguruh beserta jajarannya. Peran perawat khususnya di Gunungguruh melakukannya dengan berkoordinasi lintas sektor dan lintas progaram. “Kami lakukan secara bersama. Seperti, pemantauan terhadap Ibu hamil (Bumil) resiko tinggi contohnya bumil dengan kasus peklamsi, kemudian ibu hamil yang sering melahirkan lebih dari tiga kali dan ibu hamil dengan anemi,” kata Eri kepada www.sukabumizone.com
Lebih lanjut Eri menjelaskan, para perawat di Gunungguruh melakukan sebuah kerjasama yang solid dengan bidan desa atau bidan kordinator lapangan. Hal tersebut, bertujuan untuk melakukan memeriksa bumil. Misalnya, jika ada bumil dengan anemi otomatis perawat akan memberikan vitamin serta memberikan pengawasan yang dilakukan secara intens.
“Apabila menemukan bumil resiko ada tanda-tanda khusus, Sebab itu, pihaknya melakukan kerjasama dengan Pemerintah Desa membuat bendera marah. Jadi bukan hanya petugas saja yang tahu. Akan tetapi masyarakat juga perlu tahu karena kasus bumil beresiko harus ditangani oleh kesehatan dan bilamana sudah tidak bisa tangani harus secepatnya dibawa kerumah sakit yang lebih moderen dan kualitasnya lebih memadai,” tandasnya.
Ia juga menghimbau, bilamana masyarakat melahirkan harus ditangani dengan tenaga kesehatan yang terlatih.” Agar bisa mengurangi AKI dan AKB. Selain itu, masyarakat juga dalam kehamilan harus melakukan pemeriksaan sedini mungkin,” singkatnya.