SUKABUMIZONE.COM, SUKABUMI– Menyikapi tingginya angka kasus keracunan makanan di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, mengelar sosialisasi Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan kepada 47 camat dan 58 kepala Puskesmas selama dua hari di Hotel Augusta Kamis, (19/12). Bahkan, acara yang mengangkat tema peningkatan sumber daya manusia pada bidang kesehatan 2013 itu, langsung diprakarsai DPRD Provinsi Jawa Barat serta dihadiri Ketua Komisi A, Drs. H. Yusuf Puadz.
Menurut data yang tercatat, terhitung dari 2009-2011 ditemukan 65 kasus keracunan yakni 33 kasus pada 2009, 16 kasus di 2010, dan 16 kasus pada 2011. Selanjutnya, pada 2012 dilaporkan ada 16 kasus serta 2013 sebanyak 13 kasus. Ironisnya, telah ditemukan sepuluh kasus menimpa anak-anak sekolah dasar.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) Harun Alrasyid mengatakan, acara yang di danai dari bantuan Provinsi itu bertujuan untuk peningkatan pengetahun dalam rangka mengetahui secara detail mengenai KLB yang ada di Kabupaten Sukabumi khususnya keracunan makanan. “Indikator KLB jika keracunan menimpa lebih dari satu orang dan itu telah diatur dalam Permenkes Nomor 2 Tahun 2013 kata Harun kepada www.sukabumizone.com Kamis, (19/12).
Kabupaten Sukabumi menduduki peringkat tertinggi se-Indonesia ujar Harun. Hal tersebut, disebabkan beberapa faktor salah satunya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) didukung sanitasi yang kurang memadai serta pemukiman yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan lain sebagainya. ” Kami pun mengantongi beberapa fakta dari hasil pengujian bahwa kandungan pada makanan korban keracunan mengandung beberapa zat berbahaya salah satunya adalah 48,33 persen Bakteri Ecoli, 67, 92 persen Bakteri Bacilus Cerius, 65,3 persen dalam wadah mencuci, 51,6 persen kondisi air kotor, 54,1 persen kondisi alat yang digunakan untuk makan kotor.” sahutnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, terkait kasus keracunan pada sejumlah anak sekolah dasar maka, pihaknya akan berkoordinasi dengan lintas sektor seperti Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi. ” Kami lebih setuju apabila pedagang jajanan di sekolah memiliki paguyuban. Dimana, barang jajanan yang dijualnya telah terjamin sesuai standar kesehatan,” ujar pria ramah yang juga sebagai Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Sukabumi itu. Tak dipungkiri dari hasil pengujian banyak barang jajaran yang masih mengandung zat-zat berbahaya seperti borak dan formalin. “Sebab itu, kami mengimbau agar berhati-hati dalam membeli makanan,”tandasnya.
Sementara itu, Ketua Komsi A DPRD Provinsi Jawa Barat Yusuf Puadz mengaku, apresiasi terhadap langkah Dinkes Kabupaten Sukabumi untuk peningkatan pengetahun tentang KLB khususnya keracunan makanan. “Kami pun merasa prihatin dengan tingginya angka kasus tersebut. Sebab itu, seluruh masukan-masukan yang telah kami terima akan menjadi sebuah pembahasan di tingkat provinsi. Yang jelas kami sangat menyoroti terhadap sanitasi dasar termasuk tempat tinggal tak layak huni di Kabupaten Sukabumi, “sungkatnya. Dendi/ Sep