SDN Tanggeung
SUKABUMIZONE.COM, SUKABUMI– Kondisi sarana dan prasarana (Sapras) pendidikan di Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, membutuhkan perhatian pemerintah. Tak dipungkiri masih banyak ditemukan sekolah yang memiliki Sarpras jauh dari standar pendidikan. Misalnya saja, Sekolah Dasar Negeri (SDN) I Bojongkalong Kecamatan Nyalindung yang kekurangan tiga lokal kelas untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Kondisi yang sama juga dijumpai di SDN Tanggeung Kecamatan Nyalindung yang saat ini sangat mendambakan rehab berat untuk tiga lokal kelasnya yang hampir ambruk. Ironisnya upaya keras yang di lakukan pihak sekolah sampai saat ini belum ada tanggapan yang serius dari pemerintah terkait mengenai kondisi prasarana pendidikan yang sangat dibutuhkan sekolah tersebut.
Kepala SDN I Bojongkalong Ade Iskandar S. Pd mengatakan, sekolah yang dipimpinya itu mempunyai tujuh lokal kelas yang tidak cukup menampung siswa sebanyak 220 orang. Hal tersebut otomatis berdampak pada KBM yang kurang epektif.” Sebab jumlah lokal kelas tidak sebanding dengan rasio siswa sehingga siswa harus rela belajar berdesakan dalam kelas ,” kata Ade kepada www.sukabumizone.com Sabtu, (29/03).
Menurut Ade, hal tersebut sudah berlangsung lama karena itu, pihaknya tidak tinggal diam dan langsung mengajukan kepada pemerintah melalui proposal. Namun hasilnya masih nihil.” Usaha keras telah kami jalani. Namun, entah kenapa sampai saat ini bantuan belum juga ada,” tandasnya.
RKB harus segera dibangun agar proses KBM bisa berjalan dengan baik. Sebab itu, ia berharap pemerintah bisa merespon seluruh harapan pihak sekolah.” Pemerintah secepatnya menurunkan bantuan itu yang kami dambakan,” imbuhnya.
Sementara itu, di tempat yang berbeda Kepala SDN Tanggeung Deni Julaeni S. Pd menjelaskan, tiga lokal kelas yang dimilikinya hampir ambruk dan terpaksa masih dipergunakan padahal kondisinya sangat membahayakan, gentingnya bojor, atapnya lapuk, dindingnya pun tampak retak.” Ya, mahu bagaimana lagi kami tidak memiliki ruangan untuk belajar terpaksa bangunan ini kami gunakan meski rasa was-was selalu menghantui kami. Kondisi fisik tiga lokal kelas sudah tampak tua dan tidak layak huni,” keluh Deni.
Menurutnya, pihaknya tidak dapat berbuat banyak selain menunggu bantuan dari pemerintah. Selain itu, ia akan berupaya maksimal untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan seperti mengajukan proposal melalui Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan dan lain sebagainya.” Kami harapkan sekolah ini mendapatkan bantuan untuk merehab tiga lokal kelas. Sebab, kami sangat khawatir ketika melakukan KBM,” sahut dia.
Ia berharap, pemerintah bisa membantu serta melihat keadaan sekolah yang ia pimpinnya itu.” Kami mohon pada pemerintah terkait segera mengucurkan bantuan,” pungkasnya. Dendi