“PLN Terhambat Proleh Izin Pemasangan Trafo dari Warga”
SUKABUMIZONE.COM, SUKABUMI– Sejumlah warga Desa Kebon Manggu Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, keluhkan tegangan listrik spaneng atau drop. Disinyalir, hal itu menyebabkan barang elektronik milik warga rusak serta mengganggu mata pencaharian warga.
Salah seorang warga Kampung Cibeueus Desa Kebon Manggu Dewi Susilawati (25) yang juga sebagai penjaga warung internet mengatakan, seringnya spaneng merusak barang-barang elektronik miliknya.” Tegangan listrik di daerah kami rendah, banyak barang elektronik yang rusak karenanya,” keluh Dewi kepada wartawan www.sukabumizone.com.
Dari tujuh unit komputer yang ada menurut Dewi, emapat diantaranya rusak akibat tegangan listrik yang turun naik.” Menurut teknis komputer, komputer tersebut rusak power suplai dan hardisknya karena listrik yang tidak normal,” tandasnya.
Ia menambahkan, pemadaman listrik secara mendadak juga sangat mengganggu aktivitas warga. Apalagi bagi warga yang membuka usaha seperti warnet.” Omset warnet yang dikelola menurun drastis selama pemadaman listrik. Kalau mati listrik otomatis usaha ini tidak menghasilkan apa-apa. Saat listrik nyala lagi, pengunjung warnet juga sudah tidak banyak lagi. Kalau kami telat bayar rekening listrik langsung didenda. Tapi kalau pemadaman listrik sepihak oleh PLN, kami tidak mendapatkan kompensasi apa-apa,” paparnya.
Sementara itu, salah seorang warga yang memiliki profesi sebagai tukang jahit di Kampung Cikadu Desa Kebon Manggu Empar (53) mengeluhkan, banyak pekerjaan yang tidak dapat selesai akibat seringnya listrik spaneng. “Terus terang saya rugi besar akibat listrik seperti ini banyak pelanggan yang akhirnya mengurungkan niat untuk menjahit pakaiannya. Padahal saya hanya memiliki pekerjaan seperti ini,” sesalnya.
Ia berharap, PLN secepatnya melakukan perbaikan agar pelanggan tidak lagi dirugikan. “Apapun alasannya itu sudah tugas PLN. Jadi, merekalah yang harus memperbaikinya. Selaku pelanggan kami juga selalu bayar listrik,”cetusnya.
Menanggapi hal tersebut, Manajer PT. PLN Rayon Cikembar Aas Kosasih Permana melalui SPV. Administrasi Widianto menjelaskan, pihaknya tidak menyangkal bahwa tegangan listrik ke daerah tersebut sudah melebihi kapasitas menurut Widianto, PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Cikembar Area Sukabumi Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJJB), akan memasang trafo di gardu sisipan untuk memecah beban. Namun disayangkan sampai saat ini hal itu belum dapat dilakukan. Sebab warga sekitar pembangunan gardu tidak mengijinkan trafo dipasang.
“Sebenarnya kami sudah menyiapkan trafo dan tenaga ahli untuk pemasangan trafo. Kami tidak memiliki waktu banyak trafo ini harus secepatnya terpasang kalau tidak spaneng akan semakin parah,” jelas widianto.
Apabila gardu sisipan tidak cepat di bangun maka, trafo akan diambil Area lain karena dianggap tidak dubutuhkan.” Sehingga kami berharap warga dapat ikut berpartisipasi demi kepentingan umum untuk pembangunan gardu sisipan di daerah tersebut,” sahutnya.
Selain itu, ia pun meminta maaf atas ketidak nyamanan pelanggan dalam menikmati listrik. “Gangguan akibat spaneng bukan semata-mata disengaja oleh PLN melainkan akibat adanya larangan pemasangan trafo dari salah seorang warga,”tandasnya.
Sementara itu, Manajer PT. PLN Area Sukabumi Arif Pramudya melalui Humas, Deddy Kusnaedi mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan PT PLN Rayon Cikembar untuk memecahkan masalah tersebut. “Sampai saat ini kami belum mendapat laporan tentang masalah tesebut. Meski demikian, kami berharap semua element dapat mendukung seluruh aktivitas PLN dalam mendistribusikan listrik kepada pelanggan. Jika ada seorang warga menolak jangan sampai mengganggu kepentingan umum,”singkatnya. Sep/ Den