SUKABUMIZONE.COM, SUKABUMI– Kondisi sarana dan prasarana (Sapras) pendidikan di Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, membutuhkan sentuhan yang serius dari pemerintah. Pasalnya, masih banyak ditemukan sekolah yang memiliki Sarpras jauh dari standar kelayakan. Misalnya saja, Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cibangbara di Kampung Cibangbara Desa Neglasari Kecamatan Nyalindung yang kekurangan dua lokal untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan untuk satu ruang kantor.
Sekolah yang berada beberapa kilo meter dari jalan raya itu, kini hanya memiliki enam lokal kelas satu diantaranya terpaksa dipergunakan kantor dengan gedung perpustakaan. Ironisnya jumlah siswa yang ada yakni, 122 orang tidak sebanding dengan jumlah lokal kelas yang di miliki.” Hal ini otomatis berdampak pada perkembangan siswa dalam menggali ilmu. Sehingga pihak sekolah terpaksa menggunakan sistem sif untuk terselenggaranya proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa,” kata Kepala SDN Cibangbara Tuti Susilawati S. Pd. SD kepada wartawan www.sukabumizone.com ketika dijumpai di ruang kerjanya Rabu, (03/09).
Sekolah yang berdiri sejak 1975 itu, selain membutuhkan dua Ruang Kelas baru (RKB) sekolah tersebut juga kini sangat mendambakan dua lokal WC dan rehab ringan untuk kelas empat dan kelas dua. Pasalnya, kelas yang hambir ambruk itu, tampak gentingnya bocor, atap dan kayu penyangganya lapuk serta dinding retak. Belum lagi meubeler di ruangan kelas sudah tidak layak hal itu kemungkinan besar dampak dari kondisinya yang sudah tua. Ironisnya, sampai saat ini upaya keras yang dilakukan pihak sekolah seperti memberikan permohonan melalui proposal belum ada tanggapan serius dari pemerintah terkait kondisi prasarana pendidikan yang sangat dibutuhkan sekolah tersebut.” Sebagian siswa SDN Cibangbara harus rela belajar bergiliran dan ini sudah berlangsung cukup lama. Sebab itu, kami telah berusaha keras dalam memajukan kualitas mutu pendidikan. Namun, entah kenapa sampai saat ini bantuan belum kunjung datang,” tandasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya sering meminta bantuan untuk pembangunan sekolah yang tengah dipimpinnya itu kepada pemerintah terkait. Namun, hasilnya tetap nihil.” Mudah-mudahan harapan kami dapat dikabulkan oleh pemerintah demi kemajuan dan kualitas pendidikan. Bagaimana kami dapat mencetak anak didik dengan maksimal apabila sarana dan prasarananya tidak menunjang,” pungkasnya. Dendi