SUKABUMIZONE.COM, SUKABUMI– Sepanjang ruas jalan Raya Sukabumi – Cianjur tepatnya di Desa Selaawi Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, telah membuat kesal para pengguna kendaraan roda dua maupun roda empat. Bukan hanya itu, lambannya pengerjaan proyek pembentonan jalan juga berpengaruh pada pengiriman sembilan bahan pokok (Sembako) ke Kota dan Kabupaten Sukabumi Selasa (21/10). Bahkan, menyebabkan kemacetan seluruh ruas jalan sehingga berimbas pada pendistribusian gas Liquid Petroleum Gas (LPG) dari Pertamina kepada masyarakat. Otomatis dengan peristiwa ini warga terpaksa harus menunggu lama di kios-kios dan agen LPG seiring truk pengangkut terjebak macet.
Selain itu, para petani sayur mayur dan buah-buahan, terpaksa harus gigit jari karena merugi. Mereka mengeluhkan hasil bumi dan bercocok tanam membusuk seiring proses pendistribusian hasil bercocok tanam terganggu.
Salah seorang petani di Desa Cijangkar Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi Odang menjelaskan, perbaikan pada kerusakan jalan milik Kementarian Pekerjaan Umum (Kemen PU) di Jakarta menjadi momok yang menakutkan para petani.” Kami hampir setiap hari selalu dibayangi hasil bumi membusuk. Padahal kami telah berupaya maksimal agar buah-buahan dan sayur mayur sampai di tempat tujuan dalam kondisi segar. Namun, apa daya karena jalan macet malah sebaliknya hasil petanian kami malah membusuk,” kata Odang.
Lebih lanjut Odang menjelasakan, dengan terjadinya kemacetan selain menyebabkan hasil bumi dalam kondisi tidak segar, juga secara ekonomis hasil pertanian menurun. Mereka terpaksan menjual sayur mayur dan buah-buahan dengan harga relatif sangat murah.” Kami kerap merugi karena barang yang saya kirim ke sejumlah pasar induk di Bandung dalam keadaan busuk. Nilai jualnya jadi turun drastis,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Perdagangan Perindusterian dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Sukabumi, Tatang Agus Gunawan membenarkan kemacetan akibat lamban pembetonan jalan dari arah jalan Raya Sukabumi-Cianjur sangat mengganggu kegiatan perdagangan.” Tidak hanya merugikan para petani, tapi juga mengganggu pengiriman sembako dan distribusi LPG jadi lambat,” pungkasnya. PRLM
a