SUKABUMIZONE.COM, SUKABUMI– Sejumlah penyakit menular atau tidak menular terus mengitai di setiap perubahan musim (Pancaroba”red) di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Seperti, Diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan lain sebagainya. Misalnya saja, data yang tercatat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Gunungguruh menyebutkan, terhitung dari awal Januari 2014 hingga akhir Desember 2014 telah ditemukan 15 kasus DBD. Angka penemuan kasus DBD di tahun sebelumnya lebih kecil yang hanya 12 kasus. Sementara itu, penemuan kasus tertinggi ke dua adalah ISPA yang angkanya mencapai 2300 kasus terhitung hingga Desember 2014. ” Tak dipungkiri kategori penyakit baik menular maupun tidak menular kerap meningkat setiap perubahan musim seperti kemarau ke musim hujan atau sebaliknya, ” kata Petugas Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Gunungguruh Eri Kustiawan kepada wartawan www.sukabumizone.com Jum’at, (02/01).
Lebih lanjut ia menjelaskan, peningkatan kasus akibat Pancaroba bermula dari lingkungan dan perilaku yang jauh dari Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pada musim yang cukup ekstrim kali ini akan membuat kondisi fisik menurun dan cepat terserang penyakit. Apalagi, jika lingkungan disekitar kotor. Maka, bakteri penyakit akan mudah menyerang. “Sebab itu, kami mengimbau warga untuk menjaga kebersihan dan menerapkan PHBS dalam kehidupannya sehari-hari. Serta, pola makan harus tetap dijaga agar kekebalan tubuh tetap kuat,” tuturnya.
Untuk itu ia menuntut adanya partisipasi dari semua pihak baik lintas sektor maupun di tubuh Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi sendiri. ” Meski kami telah berupaya maksimal, apabila tidak didukung pemerintah di atas maka, usaha kami tidak akan berjalan mulus,” tandasnya.
Ia berharap, para pemangku kebijakan yang di atas dapat memberikan langkah-langkah jitu untuk menanggulangi setiap kejadian yang terjadi di bawah. ” Salah satu contoh, keterbatasan anggaran yang menyulitkan kami dalam melakukan upaya penanggulangan penyakit menular dan tidak menular. Karena itu, kami harap anggaran untuk 2015 dapat ditingkatkan untuk penanggulangan,” harapnya.
Ia pun menambahkan, langkah yang harus dirubah dalam menanggulangi kasus DBD adalah pola yang kini kerap dilakukan Dinas Kesehatan seperti Fogging atau pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa. ” Padahal, jika ditunjang anggaran yang memadai langkah yang lebih baik adalah melakukan upaya pencegahan seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melibatkan unsur masyarakat,” pungkasnya. Dendi