NYANILDUNG – Berangkat dari kisah meneladani keikhlasan seperti Nabi Ibrahim As dan putra tercintanya Nabi Ismail As dulu kala. Telah dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim As diperintahkan untuk mengkurbankan anak laki-laki nya yaitu Nabi Ismail As. Akan tetapi, karena Allah SWT melihat keikhlasan yang dilakukan Nabi Ibrahim As dalam menjalankan perintah nya, maka Allah SWT menggantikan Nabi Ismail As dengan seekor kambing.
Kisah tersebut diabadikan umat Muslim dengan Hari Raya Idul Adha. Perayaan Idul Adha ke 1437 H hadir menyapa umat Muslim. Dalam momen hari raya tersebut, umat Muslim yang memiliki rezeki berkecukupan disunahkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai tanda bersyukur dan berbagi antar umat manusia. Selain sebagai tanda syukur dan berbagi, berkurban sendiri merupakan simbol pengorbanan seorang hamba yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seperti, yang dilakukan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Wangunreja Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, setelah libur Iduladha, hari pertama masuk dimanfaatkan untuk melakukan penyembelihan hewan kurban yang berasal dari urunan para siswa dan guru. Kegiatan tersebut sekaligus menjadi ajang pembelajaran bagi para siswa.
Kepala SDN Wangunreja Sopandi melalui salah seorang guru Anjela Dwi Puspa mengatakan, dari hasil menyisihkan uang jajan selama setahun, para siswa dapat menyembelih satu ekor hewan kurban. “Alhamdulillah di tahun ini SDN Wangunreja bisa melakukan kurban,” kata Anjela yang akrab disapa Ajeng kepada www.sukabumizone.com, Selasa, (13/09).
Ajeng menuturkan, tradisi menyisihkan uang jajan tersebut sudah berjalan satu tahun lebih. “Dari menyisihkan uang jajan ini tiap hari bisa untuk membeli satu ekor kambing,” tuturnya.
Penyembelihan hewan kurban lanjut Ajeng, juga sebagai media pembelajaran pada para siswa. “Kami melatih para siswa untuk melihat proses penyembelihan dan ikut membantu sesuai dengan kemampuan para siswa,” ujarnya.
Ajeng menambahkan, pendistribusian hewan kurban berupa kambing ini dilakukan di wilayah yang berdekatan dengan sekolah. Namun, pihak sekolah lebih memprioritaskan yatim piatu dan jompo yang tidak mempunyai keluarga. “Mudah-mudahan dengan terselenggaranya kegiatan ini dapat meningkatkan ketaqwaan dan peduli sosial sehingga akan terbentuk kebersamaan yang harmonis dengan warga sekolah,” pungkasnya. Bambang