
CIKEMBAR – Ratusan warga Kampung Jelegong, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, khawatirkan pergerakan tanah Kamis, (01/12).
Pergerakan tanah tersebut, terjadi diduga akibat kelabilan tanah dan cuaca ektrim sehingga mengakibatkan retakan sepanjang 800 meter dengan lebar sekitar 80 centimeter. Otomatis, insiden itu memicu keresahan puluhan Kepala Keluarga (KK) di kampung tersebut.
Dari informasi yang himpun sukabumizone.com, sebanyak 12 rumah, 85 KK dan 185 yang terancam dampak pergerakan tanah tersebut. Bahkan, saat ini sedikitnya tiga rumah sudah mengalangi retakan. “Mulai terjadinya pergerakan tanah pada Minggu, (27/11) sampai saat ini masih mengalami pergerakan. Kami khawatir dengan adanya kejadian ini mengakibatkan longsor karena tanah disini sangat labil, ditambah berdekatan dengan Sungai Cimandiri tidak menutup kemungkinan jika tidak dilakukan penanganan dapat mengakibatkan longsor,” kata Suman kepada www.sukabumizone.com, Kami, (01/12).
Sekertaris Desa (Sekdes) Cibatu Ade Mulyadi berharap, pemerintah dapat segera melakukan antisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Kami harap pemerintah terkait dapat melakukan antisipasi secepatnya,” harap Ade.
Sementara, Kepala Bidang dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Irwan Fajar menerangkan, pihaknya sudah langsung melakukan peninjawan ke lokasi. Namun, belum ada dapak pada pemukiman warga. “Kami sudah melakukan antisipasi pergerakan tersebut supaya tidak melebar,” terang Irwan.
Ia menambahkan, BPBD sudah melakukan pemasangan sepanduk himbawan kepada masyarakat. Sebab, dari informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) disinyalir cuaca iktrim berlangsung dari Desember 2016 sampai Januari 2017 mendatang. “Kami sudah mengimbau pada seluruh warga apa bila terancam segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. BPBD belum bisa mengetahui pasti penyebab pergerakan tanah ini, karena baru saat ini di Kampung Jelegong ada pergerakan tanah,” pungkasnya. Bambang





