Opini
Oleh: Hamdan Tapuy Sanjaya (Pedagang)
Menurut pakar kesehatan amnesia adalah hilangnya memori (ingatan) yang disebabkan oleh cedera atau penyakit di wilayah otak tertentu yang berhubungan dengan pembentukan ingatan. Kejadian ini tentu ada sebabnya. Kejedot tembok atau batok kepala seseorang yang kena pukul dengan keras, bisa jadi penyebabnya.
Sebagian orang percaya bahwa penyembuhan amnesia bisa dengan cara yang sama ketika kejadian yang menyebabkan orang tersebut amnesia. Misal, digetok sekencang-kencangnya hingga kelenger. Ada beberapa jenis amnesia yang boleh diketahui; Amnesia Retrograd, Amnesia Anterograd, Amnesia Disosiatif. Untuk hal ini, dari pada membuat amnesia sudah tentu tidak akan dibahas di sini. Kita hanya perlu berhati-hati agar terhindar dari kejadian-kejadian yang membuat kita hilang ingatan. Terlebih bagi pegawai negeri yang punya kewenangan dalam memimpin suatu daerah. Haruslah gesit menghindari hantaman apa pun yang menyebabkan dia hilang ingatan. Sebab kiamat kecil namanya bila seorang pimpinan daerah mengidap penyakit amnesia. Kecuali dia bersedia digetok sekeras-kerasnya demi kesembuhan.
Belakangan ini pemerintah kota gemar membangun sarana rekreasi. Sebut saja; Taman Santa yang kemudian berkembang dengan adanya Santasea themepark, Taman Urang, Taman Aspirasi, dan yang paling anyar adalah Taman Cikondang. Kepala warga kota seakan berat dibuntingi urusan politik, ekonomi yang dirasa mencekik sehingga PEMKOT dengan keilkhlasannya bekerja sepenuh hati memberi fasilitas tempat jalan-jalan, olah raga atau sekedar ngaso sambil ngopi, melepas penat. Tapi semua itu tidak kemudian membuat warga amnesia bahwa warga kota sukabumi tidak memeliki pasar tradisional terbesar yang menjadi salah satu ikon kota.
Dua tahun berlalu setelah dibongkarnya Pasar Pelita jelas menyisakan luka yang sangat dalam bagi para pedagang. Karena mereka terpaksa berjualan di tempat yang tidak semestinya. Badan jalan jadi alternatif paling dekat yang akhirnya menyebabkan wajah kota tambah semrawut. Apa mungkin pemerintah kota amnesia atas kejadian ini? Urusan pasar bukan hanya urusan pedagang semata. Warga kota, Kuli panggul, tukang ojek, tukang becak, mamang batagor, bubur ayam juga ibu-ibu rumah tangga juga jelas merasa kehilangan arah.
Pasar adalah salah satu tolok ukur kebudayaan kota. Jika kota tidak punya pasar apakah menerima jika sukabumi dikatakan kota tak berbudaya?
Memang pemerintah kota tidak diam, ongkang-ongkang kaki. Segala upaya tercatat sudah di perjalanan sejarah kota. Beberapa cukong diundang untuk adu geulis tak peduli kantongnya tipis asal mukanya tebal. Sebab yang terjadi tahun lalu si pemenang tender pembangunan pasar diputus kontraknya oleh PEMDA. Apa sebab? Mungkin kulit mukanya jauh lebih tebal dibanding dompetnya.
Milyaran sudah uang pembeli kios yang tidak jelas itu digondol PT. AKA, perusahaan terpilih. Seyogyanya PEMDA bisa membantu meringankan kerugian pembeli kios fiktif tersebut dengan mencairkan Bank Garansi sebesar 19,5 milyar yang diberikan PT. AKA tapi nyatanya tidak sepeser pun kerugian itu tergantikan.
Beberapa hari yang lalu adu geulis itu digelar lagi oleh pemda. Muncul tiga nama perusahaan besar yang katanya sanggup menyulap 1,4 hektar tanah kosong itu menjadi sebuah pasar yang representatif. Di sudut lain para pedagang sudah mulai cuek, acuh tak acuh dengan urusan tersebut. Sebab jangankan untuk membeli kios nanti di pasar yang baru, untuk bisa bertahan hidup sehari-hari saja sudah syukur alhamdulillaah.
Apakah tragedi ini bisa dilupakan oleh pihak PEMDA? Apakah para petinggi kota Amnesia? Jika betul adanya, wajiblah kiranya kita sebagai warga menggetok batok kepala mereka agar lekas sembuh.




