JAMPANGTENGAH – Sejumlah Warga Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, keluhkan adanya polusi udara yang disebabkan industri batu kapur yang berada di wilayah tersebut. Warga khawatir polusi udara yang dikeluarkan dari perusahaan batu kapur ini, dapat mengancam kesehatan warga disekitar pabrik seperti, penyakit batuk, Inpeksi Saluran Pernapasan Atas (Ispa) dan lainnya. “Warga yang tinggal di sekitar pabrik pengolahan batu kapur harus rela setiap harinya mencium polusi berupa asap hitam yang mengepul dari cerobong batu kapur,”Kepala BPBD Desa Padabeunghar Cecep kepada wartawan.
Kendati demikian, warga tidak bisa berbuat banyak. Pilihan pindah rumah tak bisa dilakukan karena hanya tempat tersebut yang dimilikinya. Apalagi, sejak pabrik ini beridiri tidak sedikit warga Desa Padabeunghar yang bekerja menjadi buruh pengolahan batu kapur sebagai salah satu bentuk kompensasi perusahaan pada warga. “Warga tidak meminta untuk menutup perusahaan batu kapur,” ujarnya.
Tetapi, warga hanya berharap agar perusahaan tersebut tidak menggunakan bahan bakar ban yang dianggap sangat mengganggu kenyamanan. “Asap yang disertai debu selain mencemari udara juga mengotori lingkungan kami. Teras rumah, genting, bahkan pakayan kami pun tak luput dari debu kotor,” bebernya.
Warga Desa Padabeunghar berhak untuk menikmati lingkungan yang bersih dan nyaman serta tidak direnggut oleh kepentingan para pengusaha yang hanya mencari keuntungan semata, tanpa menghiraukan akibatnya terhadap lingkungan. “Puluhan tahun kami mengalami dan menikmati udara yang tidak sehat. Selama ini, tidak ada tindakan dan pemberian sanksi dari pemerintah terhadap pabrik-pabrik yang menghasilkan polusi yang berlebihan. Padahal beberapa tahun kebelekang persolan ini sempat di lakukan audensi di Desa Padabeunghar, tepapi hasilnya belum memuaskan,” paparnya.
Sementara itu, salah seorang warga Kampung Jeuleubud, Desa Jampangtengah mengaku, hampir setiap hari ketika ia melintasi jalan yang berstatus nasional tersebut, kerap di suguhi dengan polusi udara yang tidak segar. Pasalnya, tidak sedikit perusahaan pengolahan batu kapur yang berada di pinggir jalan. “Kalau saya lewat jalan Cieumbe, Desa Padabeunghar sudah pasti debu hitam akan keluar darui cebong pengolahan batu kapur. Hal ini, jika dibiarkan berlarut larut akan berdampak negatif terhadap kesehtan warga. Seharunya industri pengapuran dalam pengolahannya yang menggunakan bahan bakar ban harus dikurangi komposisinya. Kalau bisa diganti menggunakan bahan bakar kayu atau batu bara sehingga warga dan para pengguna jalan yang melintas jalan ini tidak terkena polusinya,” tutupnya. Bambang