SUKABUMI — Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga pertengahan 2017 ini tercatat puluhan kasus kekerasan seksual yang dialami anak-anak.
Dari data yang tercatat, Divisi Informasi dan Dokumentasi, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, kasus kekerasan seksual anak dari Januari hingga pertengahan Juli 2017 mencapai 20 kasus dengan 23 korban. Jumlah ini hampir menyamai total kasus pada Januari-Desember 2016 yang mencapai 29 kasus dengan 51 korban.
Ketua Harian P2TP2A Kabupaten Sukabumi Elis Nurbaeti mengatakan, kasus kekerasan seksual anak mengalami gejala kenaikan dibandingkan sebelumnya. Ironisnya, sebagian pelaku kekerasan seksual anak adalah anak-anak juga atau teman sebaya. Kondisi ini cukup memprihatinkan dan memerlukan penanganan serius dari semua pihak. “Naiknya kasus kekerasan seksual anak salah satunya penggunaan teknologi informasi berupa handphone (HP),” kata Elis kepada wartawan Kamis, (20/7).
Lanjut Elis, anak-anak bisa dengan mudah mendapatkan hal apapun di dalam media tersebut. Dalam media itu pula anak-anak mulai bermain media sosial (medsos) yang juga rentan terpengaruh hal-hal yang negatif. Sebab itu, ia berharap peran orang tua harus makin ditingkatkan terutama dalam pengawasan penggunaan media telepon pintar tersebut. “Sehingga segala macam hal negatif bisa dicegah,” paparnya.
Kasus kekerasan seksual anak hingga akhir 2017 ini bisa ditekan. Selain mendorong peran orang tua, dia mengatakan, P2TP2A juga berupaya menggulirkan sejumlah program. “Misalnya P2TP2A menjadikan desa sebagai ujung tombak pencegahan kekerasan seksual anak dan perempuan. Selama ini desa menjadi garda terdepan dalam pelayanan dasar masyarakat,” pungkasnya. Rol