SUKABUMI — Aksi mogok jalan masih dilakukan sopir angkutan kota (angkot) di Kota Sukabumi hingga Selasa (1/8) pagi. Hal tersebut berdampak pada para penumpang terutama pelajar sempat kesulitan mendapatkan angkutan ke sekolah.
Dari informasi yang diperoleh sopir angkot yang mogok tersebut merupakan kelanjutan dari aksi yang dilakukan pada Senin (31/7). Mereka menolak keberadaan angkutan online yang dinilai merugikan sopir angkot.
Aalah seorang warga Sukabumi, Nandang mengatakan, angkot sulit ditemui karena masih mogok, Akibatnya, banyak orangtua yang mengantarkan sekolah anaknya ke sekolah.
“Banyak penumpang yang akhirnya dibawa oleh mobil milik pemkot maupun kepolisian. Aksi sopir angkot ini sudah berlangsung selama dua hari terakhir,” tuturnya.
Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan, pemkot dan aparat kepolisian telah mengerahkan angkutan untuk mengangkut para penumpang. “Alhamdulillah di beberapa titik sudah tidak ada penumpukan lagi,” tandas Fahmi saat memantau aksi mogok angkot di jalan utama Sukabumi.
Rencananya akan digelar pertemuan untuk mengatasi permasalahan ini yang dipimpin Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz menurut Fahmi. “Dalam pertemuan tersebut nantinya hadir dari perwakilan Organda, pengurus angkot, dan perwakilan ojek atau taksi online,” tuturnya.
Salah seorang perwakilan sopir angkot 08, John Nenobais di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi mengatakan, keberadaan angkutan online merugikan para sopir angkot.” Kami secara tegas menolak angkutan online,” terang
Saat ini terang John, penghasilan para sopir angkot berkurang drastis sebagai dampak angkutan online. “Sebelumnya para sopir bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp 70 ribu. Kini, penghasilan sopir Angkor jauh di bawah itu,”pungkasnya. rol