SUKABUMI — Seiring datangnya musim hujan sebagian petani di selatan Kabupaten Sukabumi mulai bersiap-siap menanam padi. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Dedah Herlina mengatakan, di awal musim penghujan ini, sebagian petani mulai bersiap tanam padi.
“Para petani melihat kondisi cuaca yang mulai mendukung untuk penanaman padi yang ditandai dengan turunnya hujan,” kata Dedah kepada wartawan belum lama ini.
Menurut Dedah, petani berharap intensitas hujan ini berlangsung cukup lama. Sebab akan menyelematkan belasan hektare areal lahan pertanian yang mengalami kekeringan beberapa waktu lalu.
Dari data Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi menyebutkan terdapat sebanyak 287 hektare lahan pertanian yang terdampak kekeringan. “Ratusan hektare lahan yang terdampak kekeringan berada di empat kecamatan yakni Ciemas, Cimanggu, Cisolok, dan Cikembar,” tuturnya.
Sementara itu ada dua kecamatan yang lahan pertaniannya terancam kekeringan yakni Waluran dan Palabuhanratu. “Total luas pertanaman padi sawah di enam kecamatan itu seluas 820 hektare,” cetus dia.
Menurutnya, lahan yang terdampak kekeringan tidak terlalu banyak. Keadaan ini disebabkan para petani sudah melakukan antisipasi menjelang kemarau dengan tidak menanam padi sesuai informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). “Dampaknya, sebagian lahan pertanian dibiarkan kosong sambil menunggu turunnya hujan,” paparnya.
Tak dipungkiri masih ada sebagian petani yang nenanam padi dan mengalami kekeringan. “Rinciannya, kekeringan tingkat ringan seluas 41 hektare, kekeringan sedang seluas 206 hektare, serta kekeringan berat sebanyak 40 hektare,” tandasnya.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan mengatakan, sebagian wilayah selatan Sukabumi sudah diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir. “Bahkan pada Selasa lalu hujan hampir semalam suntuk,” ujarnya.
Sahlan mengatakan, turunnya hujan disambut positif para petani di selatan Sukabumi. Pasalnya, sebagian besar lahan pertanian di Sukabumi merupakan sawah tadah hujan atau tergantung dari turunnya hujan.
“Selama ini para petani mengalihkan jenis tanamannya ke palawija seperti papaya, jagung, dan kedelai. Hal ini untuk menyiasati datangnya musim kemarau yang berdampak pada sulitnya pasokan air,” katanya.
“Kami berharap para petani bisa menanam padi dengan pasokan air yang cukup. Sehingga perkembangan tanaman padi bisa tumbuh dengan baik dan terhindar dari serangan organisme penganggu tanaman (OPT),” pungkasnya. net