GUNUNGGURUH — Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Parakalima Desa Kebonmanggu Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, kembali menorehkan prestasi pada Sapta Lomba Pendidikan Agama Islam (PAI) 2017 tingkat kecamatan yang berlangsung belum lama ini.
Dari informasi yang diperoleh www.sukabumizone.com menyebutkan, SDN 2 Parakanlima berhasil menjuarai lomba Kaligrafi putra dan putri sebagai juara 2 (Dua). Sekolah tersebut, merupakan juara bertahan pada lomba Kaligrafi dari tahun ke tahun. Misalnya, pada 2016 SDN 2 Parakanlima sebagai juara 1 (Satu) Kaligrafi putra dan juara 2 (Dua) Kaligrafi putri.
“Memang di tahun ini agak menurun. Mungkin karena dipengaruhi beberapa faktor seperti sarana dan prasarana juga faktor anak,” kata Kepala SDN 2 Parakanlima Jamaludin kepada www.sukabumizone.com (18/12).
Menurutnya, setiap diadakan lomba PAI sekolah yang dipimpinnya selalu mengikuti seluruh keriteria perlomabaan. “Kami tidak pernah absen dalam mengikuti lomba PAI. Seluruhnya kami ikuti meski pada kriteria yang lain belum menjadi juara,” tuturnya.
Ia berharap, di 2018 sekolahnya dapat kembali memperoleh pringkat satu baik tingkat kecamatan maupun kabupaten. “Kami akan terus berjuang dan meningkatkan prestasi yang telah di raih saat ini. Tahun ini akan menjadi pengalaman berharga untuk lebih maju di tahun berikutnya,” harap dia.
Disinggung mengenai persiapan pada Lomba O2SN ia menjawab, telah melakukan berbagai persiapan dari menjaring hingga melatih bibit-bibit unggul yang telah terpilih untuk diikut sertakan nanti. ” Pelatihan untuk Akademik misalnya, kami terus menggemleng anak hingga betul-betul menguasai,” ulasnya.
Disamping itu ia juga berharap, adanya bantuan dari berbagai pihak terutama pemerintah di atas untuk meningkatkan sarana dan perasarana di sekolahnya. “Saat ini kami memiliki murid sebanyak 282 siswa sedangkan jumlah ruang kelas yang dimiliki hanya tujuh ruang. Rata-rata setiap kelas saat ini diisi 54 siswa padahal idealnya perkelas diisi 30 siswa. Ini jelas sudah over kapasitas. Untuk itu kami berharap ada bantuan dari pemerintah,” paparnya.
Lanjut Jamal, keterbatasan prasarana telah berpengaru pada proses kegiatan belajar mengajar (KBM) menjadi kurang nyaman. “Karena sangat bedesakan. Memang lahan disini sudah habis apabila dibangun RKB. Tapi kan ada solusi lain seperti dibangun dua lantai,”pungkasnya. sep