SUKABUMI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, mulai menyalurkan pasokan air bersih untuk warga yang terdampak kekeringan. Salah satunya ke Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak Selasa, (24/7).
“Mulai hari ini pasokan air bersih disalurkan kepada warga yang membutuhkan,’’ kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Sukabumi Maman Suherman kepada wartawan belum lama ini. Untuk tahap pertama lokasi penyaluran air bersih dilakukan di Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak.
Warga di daerah itu sebelumnya mengalami kesulitan air bersih di awal musim kemarau. Pasokan air bersih tersebut disalurkan dengan menggunakan mobil tangki air sebanyak dua unit. “Rencananya bantuan serupa juga akan disalurkan ke daerah lain yang terdampak kekeringan,” ujarnya.
Sebelumnya, dampak musim kemarau mulai dirasakan sebagian warga di selatan Kabupaten Sukabumi. Pasalnya, dalam beberapa pekan terakhir sebagian warga di selatan Sukabumi mulai merasakan kesulitan mendapatkan pasokan air bersih akibat kekeringan.
“Salah satunya warga yang tinggal di Kampung Cimapag, Desa Cikarae Toyyibah, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Di wilayah tersebut warganya harus berjalan sejauh satu kilometer untuk mendapatkan pasokan air bersih. Mereka mengambil air ke sumber mata air bersih dengan melalui jalan yang terjal dan licin,” ungkapnya.
Salah seroang warga Kampung Cimapag, Yeti Hayati (30) mengatakan, warga mengambil air untuk keperluan minum dan untuk kebutuhan sehari-hari.” Kami harus berjalan sekitar satu kilometer dari rumah hingga ke sumber mata air,” ungkapnya.
Menurutnya, warga terpaksa mengambil ke sumber mata air sebab sumur di permukiman warga mengering akibat kemarau. Sehingga warga terpaksa mencari air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Jika sumber mata air mengecil maka warga terpaksa membeli air galon dengan harga Rp 9.000 per galon,” imbuhnya.
Masih seorang warga lainnya Yayah (54) menambahkan, untuk mengambil air membutuhkan perjuangan sebab jalannya curam. Namun, warga saat ini tidak mempunyai alternatif lain untuk mendapatkan air bersih. Sebelumnya, pada saat musim kemarau pun masih tersedia air. “Kini, warga kesulitan mendapatkan air hingga mencari sumber mata air,” cetusnya.
Kepala Desa Cikarea Toyyibah Ukat Sukatma mengatakan, dampak kekeringan sudah melanda wilayahnya sejak tiga bulan lalu. “Kami talah memohon bantuan supaya warga kami menikmati air bersih,’’ singkatnya. rol