CIKEMBAR — Pemerintah Desa (Pemdes) Cikembar, Kecematan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, merealisasikan pembangunan di tujuh titik dengan anggaran yang bersumber dari Dana Desa (DD) tahap dua 2018. Pembangunan tersebut meliputi lima jalan lingkungan, satu peningkatan kulitas jalan desa, dan satu rehab berat posyandu.
Pejabat Sementara Kepala Desa Cikembar Andi Herdiani diwakili Ketua Tim pelaksana kegiatan (TPK) Desa Cikembar Dede Sukanda mengatakan, secara rinci volume pembangunan di tujuh titik ini adalah rehab berat posyandu 4 x 5 meter dengan anggaran sebesar Rp. 37 juta di Kampung Cikembar Rw 01, peningkatan kulitas jalan desa di RW 04 dengan panjang 400 x 2 meter menyedot anggaran sebesar kurang lebih Rp 57 juta dari DD tahap dua 2018.
” Sementara untuk pembangunan jalan lingkungan yang berada di lima lokasi diantaranya, di Kampung Mekarsari panjang 290 menggunakan anggaran sebesar Rp. 29 juta, di Kampunng Kalaparea RW 02 Panjang 300 meter dengan anggaran 27 juta, di Kampung Cikiray RW 01 panjang 295 meter dengan anggaran sebesar Rp. 30 juta, di RT 01/03 Panjang 85 meter menggunakan anggaran sebesar Rp. 7 juta dan di Kampung Simpenan sepanajang 250 meter dengan anggaran sebesar Rp 27 juta. Jadi kalau dibulatkan total anggaran yang dipergunakan untuk pembangunan fisik di tujuh titik ini mencapai kurang lebih Rp. 200 juta pada DD tahap dua 2018, ” kata Dede kepada www.sukabumizone.com belum lama ini.
Ia menjelaskan, besaran anggaran yang dipergunakan untuk pembangunan jalan lingkungan memang sangat bervariatif. Apabila dilihat dari panjang jalan yang dibangun di titik A misalnya, itu lebih panjang tapi anggaran lebih kecil dibanding dengan kampung B yang lebih pendek pembangunannya tapi anggaran lebih besar kenapa demikian? Ini pertanyaan yang menurutnya sering ditampung dari masyarakat sehingga harus di kalarifikasi secepatnya. “Pada volume pembangunan bisa saja lebih panjang namun tidak disertai pembangunan tambahan itu anggarannya akan lebih kecil dibanding dengan pembangunan jalan lingkungan dengan panjang tidak seberapa tapi disertai pembangunan Tempat Penahan Tanah (TPT) jelas anggaran akan lebih besar,” jelasnya.
Selain itu, terdapat beberapa kendala yang dijumpai pada pelaksanaan pembangunan ujar Dede salah satunya, keterlambantan pengiriman barang matrial dari pemasok yang berdampak pada keterlambatan penyelesaian pembangunan. “Ini kendala yang kami hadapi namun telah kami antisipasi dengan trik dimana jauh sebelum barang habis pekerja harus secepatnya melapor,”tuturnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kendala yang lebih sulit di lapangan dan kerap di jumpai adalah masalah miskomunikasi atau kesalah fahaman di masyarakat. “Tak kami pungkiri ini masalah yang sering dihadapi. Dimana, ada diantara masyarakat yang memaksa meminta kami untuk transparan dengan menunjukan berkas rencana anggaran biaya (RAB). Padahal, anggaran tersebut telah dibahas pada musdus hingga musdes jauh sebelum pembangunan dimulai. Yang jelas masyarakat yang protes pasti masyarakat yang tidak ikut serta dalam sosialisasi pasca pembangunan sehingga salah faham,” tandasnya.
Ia berharap, masyarakat selalu mendukung program pembangunan yang digulirkan pemerintah hasil dari kesepakatan bersam. “Tak mungkin target kami tercapai apabila tidak didukung semua pihak terutama masyarakat,”harapnya.
Ia pun meminta, kepada pemerintah yang di atas agar selalu mengucurkan anggaran bantuan kepada pemerintah desa secara berkesinambungan. ” Meski desa kami telah masuk kriteria desa maju. Namun, luas wilayah cukup besar dibanding desa lain yang ada di kecamatan ini,” imbuhnya.
Sementara itu, salah sorang warga Kampung Cikembar Irwan mengaku, sangat senang dengan pembangunan yang dilakukan Pemdes Cikembar. “Alhamdulillah jalan yang sebelumnya tampak semrawut kini rapi dan dapat dilalui dengan nyaman, “ungkapnya.
Ia berharap, pemdes juga dapat membangun sarana lainnya seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan dan lainnya. “Jadi kami harap anggaran ini bukan hanya digunakan untuk perbaikan jalan saja tapi juga sarana-sarana lain yang dapat bermanfaat untuk masyarakat umum,” harapnya.
Masih salah seorang warga di Kampung Cikembar Ujang mengucapkan rasa syukur sebab pemdes telah melakukan rehab terhadap salah satu posyandu di kampungnya. “Posyandu sebagai sarana penunjang kesehatan ibu dan anak ini sangat penting keberadaanya. Jadi terimakasih kepada pemdes yang telah merealisasikan pembangunan DD tahap dua 2018 ini,” pungkasnya. Restu