
SUKABUMI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebutkan, terdapat sebanyak 2.533 balita di Kabupaten Sukabumi, terkena pneumonia. Ribuan balita itu terkena pneumonia dalam periode Januari hingga Juli 2018 lalu.
“Dari Januari sampai Juli ada sebanyak 2.533 balita tercatat terkena pneumonia,” kata Pengelola Program Penanganan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Dinkes Kabupaten Sukabumi Toto Joko Marsanto belum lama ini.
Ia menjelaskan, pneumonia merupakan bagian dari penyakit ISPA terutama yang memengaruhi paru-paru. Menurutnya, kasus pneumonia di Sukabumi jumlahnya dinilai tidak tinggi serta masih di bawah target penemuan kasus oleh WHO. “Di mana dari target 100 persen sebanyak 5.851 balita yang sudah ditemukan baru sekitar 43.21 persen,” ujarnya.
Menurutnya, dalam periode Januari hingga Juni tercatat ada sebanyak 2.533 balita yang terkena pneumonia. Rinciannya pada Januari 494 balita, Februari 360 balita, Maret 330 balita, April 362 balita, Mei 328 balita, Juni 312 balita, dan Juli 347 balita.
“Masyarakat idealnya harus mengetahui gejala awal pneumonia. Misalnya ketika anak mengalami batuk dan flu yang disertai demam maka disarankan untuk melakukan deteksi dini dengan cara hitung nafas. Untuk balita berusia kurang dari dua bulan batas napas cepat adalah lebih dari 60 kali per menit,” tandasnya.
Bila napasnya mencapai batas itu maka napasnya sudah termasuk napas cepat serta segera dibawa ke petugas kesehatan. Untuk balita berumur 2 hingga 12 bulan adalah lebih dari 50 kali per menit. “Sedangkan balita umur 12 hingga 59 bulan batasan napasnya yaitu lebih dari 40 kali per menit,” tuturnya.
Untuk mencegah penyebaran pneumonia atau ISPA, salah satunya dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). “Misalnya menjaga kesehatan dengan makan yang bergizi, cuci tangan dengan sabun, serta tidak merokok,” pungkasnya. red




