SUKABUMI — Penyebaran kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) meluas di Kabupaten Sukabumi. Saat ini kasus DBD dilaporkan menyebar di tujuh kecamatan.
Sebelumnya, di awal Januari 2019 kasus DBD hanya di dua kecamatan yakni Kecamatan Cikembar dan Cicantayan. “Saat ini kasus DBD berada di tujuh kecamatan,” tutur Wakil Supervisor DBD Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi Joppy JR kepada wartawan belum lama ini.
Ketujuh daerah tersebut yaitu Kecamatan Cikembar, Parungkuda, Cicantayan, Nagrak, Sukaraja, Sukabumi, serta Warungkiara. Sementara, jumlah kasus DBD positif dari awal Januari hingga 23 Januari 2019 mencapai 20 orang.
Sementara, warga yang suspect terkena DBD sebanyak 24 orang. Joppy menuturkan hingga kini belum ada warga yang meninggal dunia akibat DBD di Kabupaten Sukabumi.
Joppy mengatakan, di awal tahun kasus DBD biasanya memang naik. Terlebih dengan kondisi musim hujan yang intensitasnya cukup tinggi.
Meluasnya kasus DBD ini kata Joppy harus diwaspadai oleh masyarakat. “Kami mengimbau masyarakat mari sama-sama menjaga kebersihan di rumah masing-masing. Misalnya membersihkan halaman rumah, lingkungan dan tempat yang bisa tergenang air hujan.
Lanjut Joppy, tempat yang tergenang air bisa menjadi lokasi perindukan nyamuk DBD. Medianya seperti kaleng bekas, ban bekas maupun botol air mineral. Harapanya warga menimbun sejumlah barang tersebut serta jangan dibuang sembarangan.
Wargapun disarankan menguras bak kamar mandi secara rutin. Selain itu toren air diberi bubuk abate. “Dinkes menyediakan juga memasok bahan abate ke Puskesmas,” jelasnya.
Di sisi lain, Dinkes juga melakukan upaya fogging atau pengasapan yang dilakukan sesuai dengan prosedur tetap yang ada dalam penanganan kasus DBD. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Sukabumi Damayanti Pramasari mengatakan, pengasapan telah dilakukan di Desa Kertaraharja dan Parakanlima Kecamatan Cikembar pada Senin (14/1) lalu.
Sebelum fogging, ungkap Damayanti, petugas Dinkes dan Puskesmas sudah turun ke lapangan melakukan penyelidikan epidemiologi (PE). Di daerah tersebut awalnya ada sebanyak 10 orang warga yang suspect terkena DBD.
Selanjutnya, wilayah terdapat kasus DBD tersebut dilakukan sosialisasi penanggulangan bahaya penyakit DBD kepada masyarakat. Tahapan berikutnya yakni dilakukan kunjungan rumah serta gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Setelah tahapan itu dilakukan pengasapan atau fogging.
Kepala Seksi Penceghan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Kabupaten Sukabumi, Dwi Asmarajaya mengungkapkan, upaya fogging tersebut dilakukan dengan melibatkan unsur masyaralat sekitar. “Sehingga upaya penanganan bisa lebih cepat dan tepat sasaran,” kata Dwi.
Di Kecamatan Cikembar misalnya melibatkan Klinik Harapan Hidup, aparat Polsek, kepala Desa Kertaraharja serta Parakanlima Kecamatan Cikembar. Selain itu, keterlibatan tokoh masyarakat dan pemuda dalam melakukan penanganan kasus DBD di tengah masyarakat.(Rol)