Pergerakan Tanah Di Kecamatan Nyalindung Sukabumi Terus Meluas
NYALINDUNG — Bencana pergerakan tanah di Kampung Gunungbatu Desa Kertaangsana Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, setiap harinya semakin meluas. Dampaknya, ratusan warga mulai dievakuasi ke tenda pengungsian dan tempat lainnya yang aman, Jumat (26/04).
Camat Nyalindung Antono mengatakan, Musipika Kecamatan Nyalindung bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan peninjauan dan pengawasan dilokasi pergerakan tanah.” selain itu, pihaknya juga menerjunkan personil dari puskesmas untuk melakukan piket di posko pengungsian untuk memeriksa kesehatan dan melakukan pengobatan serta memonitor kewaspadaan bencana selama 24 jam,” kata Antono kepada www.sukabumizone.com Jumat (26/04).
Ia juga menuturkan, upaya sementara yang dilakukan pihaknya beserta BPBD yakni membelokan saluran air yang melintas di daerah retakan.”Salah satu penyebab terjadi pergeseran tanah ini yakni tanah labil. Kami khawatir kondisi retakan jika terus teraliri air akan mempercepat pergeseran tanah,” ujarnya.
Kepala Desa Kertaangsana Agus Sudrajat menagatakan, pergeseran tanah tersebut terjadi pada hari Selasa, (23/04) Pukul 13:00 WIB di Kampung Gunungbatu meliputi tiga RT yakni RT 01, RT 02 dan RT 03.” Dampak dari pergeseran tanah ini 12 unit rumah warga rusak berat, 57 rusak sedang dan 40 rumah warga terancam terkena dampak. Sampai saat ini, 9 KK sebanayak 25 jiwa dari 109 KK 352 jiwa sudah mengungsi. Tapi, kami beserta dinas terkait sudah menghimbau kepada seluruh warga terdampak untuk mengungsi ke posko pengungsia, dihawatirkan terjadi bencana susulan,” singkatnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Maman Suherman mengatakan, upaya yang dilakukan pihaknya sesuai SOP yakni membuat lahan evakusi korba bencana atau tempat pengungsian. Di tempat pengungsian juga disediakan dapur umum untuk pengungsi serta disiapkan posko darurat bencana untuk menerima bantuan-bantuan.” Selain itu, kami juga menyiapkan berbagai alternatif, terutama kaitan dengan jalan kabupaten yang mengenai penurunan dan retakan. Terlebih saat ini intensitas curah hujan sangat tinggi di hawatirkan jalan tersebut akan putus jika terus turun hujan,” tuturnya.
Ia menjelaskan, retakan tanah di Desa Kertaangsana bervariasi, mulai dari 0,5 centimeter sampai 1 meter bahkan jalan Kabupaten pun ada penurunan mulai dari 20 centimeter hingga 30 centimeter.
” Untuk meminimalisir terjadinya bencana susulan, kami sudah layangkan surat kepada Badan Geologi untuk segera dilakukan kajian apakah tempat ini termasuk zona merah atau bukan, tapi sampai saat ini kami belum menerima kunjungan dari Badan Geologi untuk mengkaji tempat ini,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, pihak nya terus didorong oleh bupati bahkan hari ini langsung di intruksikan untuk rapat koordinasi dengan pihak pihak terkait.” Pasalnya, dampak dari pergeseran tanah ini bukan hanya berdampak buat masyarakat disini saja, tapi akan berpengaruh ke masyarakat luar juga contoh nya arus lalulintas terganggu dan lainya,” pungkasnya. (Agus)