NYALINDUNG — Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, realisasikan Program Peningkatan Partisipasi Kecamatan (P3K) 2019. Berbagai tahapan telah dilakukan untuk mematangkan penggunaan anggaran yang bersumber dari P3K tersebut salah satunya, melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) bersama unsur pemerintah desa, kelompok-kelompok terkait, karang taruna, BPD, Babinsa, Babinkamtibmas, PKK, Bumdes dan lainnya di Aula Kecamatan Nyalindung Selasa, (08/10).
Ketua Panitia Pelaksana Bimtek Iwan Nirwana mengatakan, Bimtek yang saat ini dilakukan sebagai tindaklanjut dari pengalokasian dana P3K di Nyalindung. Bimtek peningkatana kapasitas ini diisi dengan berbagai materi diantaranya, pengelolaan agro wisata edukasi dan budi daya lebah trigona, budi daya jambu deli dan jeruk lemon.
“Sementara, untuk penataan sarana dan prasarana telah mencapai 70 persen dilanjutkan ke peningkatan kapasitas,” kata Iwan yang juga sebagai Kepala Seksi (Kasi) Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Nyalindung kepada www.sukabumizone.com Selasa, (08/10).
Menurutnya, dari tiga desa yakni Desa Cisitu, Desa Kertaangsana dan Desa Nyalindung yang dinilai memiliki potensi sebagai penerima anggaran dari hasil kajian kelayakan tim kecamatan hanya satu desa yang telah memenuhi persyaratan.
“Sementara ini, kami telah memilih Desa Nyalindung sebagai pengguna anggaran P3K untuk pengembangan kawasan agro wisata eduksi,” tuturnya.
Ia mengulas, Desa Nyalindung masuk sebagai penerima anggaran karena memiliki kriteria yang sesuai dengan program tersebut. “Dimana, P3K merupakan program kawasan yang harus didukung kesiapan pemerintah desa seperti, kesiapan administrasi dan lahan aset milik desa sebagai objek wisata edukasi,” ulasnya.
Dalam kegiatan tersebut Lanjut Iwan, pihak Kecamatan Nyalindung hanya sebagai fasilitator yang mencoba menghadirkan narasumber-narasumber berkompeten di bidangnya. ” Misalnya, untuk budidaya lebah trigona kami telah mendatangkan narasumber dari DPP Asosisasi Perlebahan Indonesia. Sedangkan, untuk jambu deli dan jeruk lemon narasumber dihadirkan dari kelompok tani mandiri,” ujarnya.
Ia berharap, P3K menjadi peluang besar bagi pemerintah desa yang bisa dikelola melalui Bumdes. “Mudah-mudahan ini bisa dikelola melalui Bumdes Bersama Kecamatan Nyalindung yang sudah berdiri sejak 2018 silam,” harapnya.
Salah Seorang Narasumber dari Asosiasi Perlebahan Indonesia Yusri Satriana menjelaskan, dengan budidaya lebah trigona akan sangat menguntungkan dan menjajikan bagi kesejahtraan masyarakat. ” Lebah tanpa sengat ini memiliki madu yang berkualitas tinggi sehingga diminati di pasaran,” jelasnya.
Selain mengajarkan tentang bagaiman tekhnik budidaya. Ia juga menyatakan siap untuk membantu disisi pemasaran. ” Jangan sampai ketika produksi melimpah masyarakat kesulitan menjual. Padahal, kebutuhan madu di Indonesia masih kekurangan sekitar 60,000 ton pertahun,” cetusnya.
Disela kegiatan Kepala Desa Nyalindung Ujang Jamjuri meminta, bukti nyata dari Bimtek peningkatan kapasitas tersebut. Sebab, kegiatan ini sangat menjanjikan, menarik yang disampaikan langsung narasumber sebagai tim ahli dibidang lebah.
” Jadi bukan hanya sekedar teori tapi harus ada tindak lanjut sebagai bukti nyata yang langsung dapat dilaksanakan. Kebetulan di desa kami dilihat dari sarana cukup menunjang. Selain lebah kami telah menanam pohon jeruk di lahan seluas dua hektar, jambu dilahan seluas dua hektar serta kopi. Itu semua merupakan tanaman yang disukai oleh lebah,” kata dia.
Ia berharap, Bimtek ini bisa berdampak lebih baik yang membawa keberkahan khususnya bagi Desa Nyalindung. “Yang menjadi harapan pemdes dan masyarakat mudah-mudahan bisa terwujud sesuai rencana,” pungakasnya. (Agus)