SUKABUMI — Berawal dari keprihatinan seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) berpangkat Kopral II (dua) di Satuan Yonif 310 Cikembar Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, Teguh Subarna (33 Tahun) terhadap populasi burung kicau yang mulai sulit di jumpai. Kini, ia tengah merancang sebuah terobosan untuk kembali mempertahankan populasi burung di alam liar khusunya di Sukabumi melalui penangkaran.
“Memang saya sangat hobi memelihara dan mencintai berbagai jenis burung terutama burung khas Sukabumi yang banyak diminati para penggemar Kicau Mania di Nusantara. Seperti, Burung Beranjangan, Anis Merah dan lainnya,” kata pria ramah yang sering disapa Barna Murai di Kicau Mania tersebut saat dijumpai www.sukabumizone.com di tempat penangkaran burung miliknya di Jalan Pelabuhan dua Kampung Cikembar Desa Cikembar Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi Senin, (20/01/2020).
Lanjut Barna, hobinya dimulai sejak 2012 silam. Dimana, ia sangat mencintai Burung Murai Batu dari bebagai jenis yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia. “Karena kecintaan saya itu akhirnya saya bergabung dengan Forum Pecinta, Penghobi, Pengamat, dan Peternak Murai Batu Indonesia (MBI). Di situ, saya mulai belajar untuk menangkarkan burung ini,” ujarnya.
Menurut Barna, berbekal dari pengalaman itu akhirnya di awal 2020 ini ia memutuskan untuk mulai menangkarkan bebagai jenis burung asli Sukabumi seperti Burung Pleci, Anis Kembang, Teledekan Gunung, Ciblek, Kacer, Anis Merah dan lain sebagainya. “Karena terpancing keprihatinan saya terhadap populasi burung di alam liar yang sulit untuk dijumpai akhirnya, saya memutuskan untuk menangkarkan semua jenis burung ini,” paparnya.
Untuk memuluskan usahanya tersebut, ia sudah tergabung sebagai anggota Asosiasi Penangkar Burung Nusantara (APBN) Bandung dibawah pimpinan Alan’z Allan Al Rahman dan diseponsori oleh Ebod yang dipimpin Makhfudz Sulaiman. “Sementara, untuk Kowil Sukabumi-Cianjur (Suci) di bawah pimpinan Bapak Syarif. Sudah sejak lama saya tergabung di Asosiasi APBN Kowil Bandung bekerjasama dengan Kolwil APBN Suci dan berkeinginan untuk mengembangkan penangkaran burung bukan hanya di satu jenis melainkan di beberapa jenis burung secara bertahap selama burung itu jenis endemik asli Indonesia,” imbuhnya.
Ia bercita-cita mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadi penangkar pemula yang akan dipandunya hingga berhasil. “Selain hobi dan mengikat tali silaturahmi, menangkarkan burung juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dengan tidak merusak populasi burung di alam liar. Permintaan pasar saat ini yang terus saya pasok adalah Yogyakarta, Surabaya, Jabodetabek, dan masih banyak lagi,” tandasnya.
Ia akan menerapkan sistem penangkaran bergulir atau dengan sebutan “Baraya Kicau”, dimana dalam sistem ini ia siap menyediakan indukan berkulitas dari berbagai jenis burung kepada para peternak pemula dengan harga standar. “Selanjutnya, saya siap menampung hasil penangkaran dan akan saya terima kembali dengan harga standar pasar,” jelasnya.
Bukan hanya itu, ia pun siap untuk mendukung program pemerintah dalam melestarikan habitat burung di alam liar. “Apabila sudah memenuhi standar saya juga siap hasil penangkaran masyarakat nanti kembali dirilis ke alam liar untuk mencegah terjadinya kepunahan. Hanya saja saya meminta tingkat keamanan setelah dirilis jangan sampai diganggu pihak yang tidak bertanggungjawab,” tegasnya.
Diakhir perbincangan, Barna mempersilahkan siapa saja yang berminat menangkarkan burung untuk menghubunginya di nomor telepon/WA, 081295858897. (Sep)