NYALINDUNG — Dampak pergerakan tanah yang semakin meluas dan mengancam puluhan rumah, ratusan warga Kampung Ciherang RT 01/02 dan RT 02/02 diungsikan Pemerintah Desa (Pemdes) Cijangkar Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Jum’at, (15/01/2021).
Kepala Desa (Kades) Cijangkar Heri Suherlan diwakili Sekretaris Desa (Sekdes) Cijangkar Deni Rusmayadi mengatakan, akibat peristiwa pergerakan tanah yang semakin meluas, pihaknya tepaksa mengungsikan ratusan warga ketempat lebih aman. “Untuk sementara waktu warga yang terdamapak pergerakan tanah ini sudah mengungsi ke tempat aman, baik ke tempat sanak familinya, tatangga terdekat, bahkan ketempat yang sudah kami sediakan yakni di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ciherang,” kata Deni kepada www.sukabumizons.com Jum’at, (15/01).
Ia menjelaskan, ada 117 jiwa dari 37 Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi kebarak pengungsian dan sanak familiya. ” Warga yang mengungsi berasar dari RT01/02 di SDN Ciherang 5 KK 13 Jiwa, di rumah saudara /tempat lain 12 KK 39 jiwa sedangkan yang dari RT02/02 yakni, di SDN Ciherang 3 KK 9 jiwa, di saudara / tempat lain 17 KK 56 jiwa. Jumlah keselurahan pengungsi ada 37 KK dan 117 jiwa,” jelasnya.
Lanjut Deni, selain mengevakuasi warga terdampak pergerakan tanah, Pemdes juga melakukan pembongkaran rumah yang teracam atas dasar keinginan dan kesepakatan warga itu sendiri. “Sampai hari ini, sudah ada 2 (dua) rumah yang dibongkar secara swadaya. Karena pemiliknya khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan sebab retakan tanah ini semakin melebar. Adapun rumah yang sudah dibongkar secara swadaya tersebut yaitu rumah milik Bapak Ucup (55) dan Bapak Asun (63) tahun warga RT. 01/02,” imbuhnya.
Deni juga memaparkan, kegiatan pembokaran rumah warga tersebut dilakukan secara gotongroyong dari berbagai elemen masyarakat. “Dalam pembongkaran rumah warga ini, Pemdes dibantu oleh BPBD Kecamatan Nyalindung, Relawan Pro Bumi, Pramuka Kwartir Ranting Nyalindung, Ormas FKPPI Kecamatan Nyalindung, Karangtarunan Desa Neglasari, Babinsa, Bhabinkamtibmas Desa Cijangkar, Tokoh Agama, Pemuda dan masyarakat sekitar,” paparnya.
Ia menghimbau, warga yang terancam retakan tanah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan dan jangan panik dalam menghadapi bencana. “Pemdes Cijangkar dalam hal ini beserta unsur lainnya, selalu memantau setiap harinya kelokasi pergerakan tanah. Agar dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan untuk keselamatan warga sekitar, walaupun dalam hal ini belum ada penelitian kaitan dengan kajian dari tim geologi,” imbaunya.
Sambung Deni, kaitan dengan status retakan tanah yang terjadi, masih dalam tahapan pengajuan kepada tim geologi. “Kami berharap, untuk secepatnya ada kajian yang mendalam dari tim geologi agar memastikan status tersebut. Supaya warga di wilayah Ciherang dan sekitarnya dapat mengambil sikap apa yang harus dilakukan dan mudah-mudahan pergerakan tanah ini tidak meluas. Sehingga kehidupan masyarakat sekitar kembali normal tidak dihinggapi dengan kekhawatiran,” pungkasnya. (Kusnandar)