WARUNGKIARA — Dalam rangka menyambut hari Keluarga Nasional, para Anggota Koramil 0622-03/Warungkiara Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, perkokoh sinergitas besama Unit Pelaksana Teknis Daerah Kelurga Berencana (UPTD KB) di Markas Koramil (Makoramil) 0622-03/Warungkiara, Selasa (14/06/2022).
Komandan Koramil (Danramil) 0622-03/Warungkiara Kapten Infantri Dikdik melalui Bati Tuud Koramil 0622-03/Warungkiara Pembantu Letnan Dua (Pelda) Tito Ngudiana mengatakan, kegitan tersebut dilaksanakan langsung oleh anggotanya.
” Upaya meningkatkan sinergitas bersama aparatur UPTD KB ini, langsung dijalankan anggota,” kata Tito kepada www.sukabumizone.com, Selasa (14/06).
Ia menjelaskan, Komunikasi Sosial (Komsos) antara personel Koramil 0622-03/Warungkiara bersama aparatur UPTD KB tersebut, guna mempersiapkan pelayanan KB serentak sejuta akseptor menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang ke 29 tepatnya pada 29 Juni 2022.
” Penetas Harganas adalah Prof. Dr. Haryono Suyono, saat menjabat sebagai Ketua Badan Koordinasi Keluarga berencana (BKKBN) Gagasan tersebut disambut baik Presiden Soeharto kala itu,” jelasnya.
Tito menuturkan, jika flashback terkait sejarah Harganas, itu dimulai pada 29 Juni 1945 yang ditandai dengan kembalinya pejuang kemerdekaan ke rumah masing-masing, setelah selawan Belanda pada Agresi Militer ke 2 hingga Belanda menyerah dan mengembalikan kedaulatan Indonesia 22 Juni tahun yang sama.
Masa aman usai perang nikah dini meningkat, angka kelahiran naik secara signifikan, terjadi ledakan jumlah penduduk pasca Indonesia merdeka.
” Tingginya angka pernikahan dini dan angka kelahiran karena ada keinginan dari masyarakat untuk mengganti anggota keluarga yang gugur akibat perang,” paparnya.
Lanjutnya, namun dengan minimnya pengetahuan soal pernikahan dini serta kesehatan keluarga menyebabkan persoalan gizi buruk ditimbulkan. Sehingga pada 29 Juni 1970 tanggal dimulainya Gerakan KB Nasional atau hari kebangkitan keluarga Indonesia untuk membangun keluarga kecil bahagia sejahtera melalui program KB.
” Sejak di gencarnya program KB dan program pertumbuhan penduduk yang terencana, angka kelahiran menurun dari semula 5.8 pada 1970 menjadi 2.1 angka kelahiran selama tiga dekade menurun hingga saat ini melalui program penurunan Angka Kelahiran (TFR),” ujarnya.
Sambung Tito, Program KB telah mencegah kelahiran hampir 100 juta tanpa paksa. Bahkan program ini mendapat penghargaan dari United Nation Population Award.
” Semoga dengan adanya program KB ini, masyarakat Indonesia terutama di wilayah teritorial Koramil 0622-03/Warungkiara semakin terarah, tertata dan sejahtera,” pungkasnya. (Kusnandar).