“Pertanian Sebagai Penopang Utama Kehidupan”
SUKABUMIZONE — Wilayah halimun yang terletak Jawa Barat mempunyai potensi alam dan sosiobudaya yang sangat menarik. Dalam segi sosiobudaya, di wilayah halimun ini terdapat penduduk dalam kelompok yang cukup besar. Mereka memiliki pola perilaku yang menunjukkan karakteristik budaya tradisional sunda, disebut dengan kasepuhan. Warga kasepuhan ini merupakan bagian dari kesatuan adat Banten Kidul yang masih memegang nilai – nilai tradisi tetapi tidak terasing dari dunia luar dan globalisasi.
Kampung adat Sinar Resmi terletak di Kampung Sinar Resmi, Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kampung ini dipimpin oleh Abah Asep Nugraha yang merupakan pemimpin generasi ke – 10. Suasana khas adat sunda sangat terasa ketika memasuki kampung ini. Pertama kita akan disambut oleh kemegahan Imah Gede yang merupakan rumah sentral di kampung ini. Selain itu, berjajar puluhan rumah panggung bahkan masih ada yang memakai atap rumbia atau kirai.
Kampung Adat Sinar Resmi ini kaya akan budaya dan berbagai tradisi, diantaranya adalah turun nyambut, tutup nyambut, sedekah rewah, sedekah mulud, nyimut, beberes bengkong, beberes mager, ponggokan, seren taun, ngadinten, nutu, nyangu dan ngaseuk. Jika diakumulasikan, maka ada 29 ritual rutin dengan 60 macam kegiatan dalam rentang waktu 1 tahun.
Mata pencaharian utama masyarakat Kampung Adat Sinar Resmi yakni pada sektor pertanian dengan komoditas utama yaitu padi. Di kampung ini, panen padi berlangsung sebanyak 1 kali dalam 1 tahun. Padi yang dipanen hanya untuk dikonsumsi oleh masyarakat, tidak untuk diperjual belikan. Dalam proses produksi padi, dilakukan dengan cara tradisional tanpa menggunakan alat modern. Padi yang telah selesai dipanen dimasukkan kedalam bangunan kecil, terbuat dari bambu dengan atap kirai atau asbes yang disebut dengan leuit. Leuit atau lumbung padi merupakan lambang kemakmuran dan kekayaan bagi pemiliknya. Selain padi, komoditas pertanian lain yang ada di kampung ini yaitu sayur – sayuran meliputi roay (kacang kratok), hanyeli, jaat, mentimun dan buah – buahan meliputi durian dan pete.
Selain berkutat pada sektor pertanian, masyarakat Kampung Adat Sinar Resmi ada yang bermata pencaharian sebagai pengrajin, penyadap nira, pengukir dan pandai besi. Barang kerajinan yang dibuat yaitu ayakan, bakul, keranjang, pengki (penyerok), koli (tempat buah – buahan), bubu (alat untuk menangkap ikan), hihid (kipas), kaneron (tas) dan tolok (tempat heucak). Bagi masyarakat penyadap nira, nira diolah menjadi gula aren dan gula semut. Sedangkan pandai besi biasanya memproduksi cangkul, bedog (golok) dan parang.
Penulis: Nony Nuryani Sukma
Editor: Reiza Apwildan