BANTARGADUNG — Dampak curah hujan dengan intensitas tinggi serta kultur tanah yang labil, menyebabkan tebing setinggi 15 meter serta panjang 10 meter longsor dan merusak salah satu tembok rumah Warga Kampung Cipanengah RT 03/03 Desa Buanajaya Kecamatan Bantargadung Kabupaten Sukabumi Jawa Barat belum lama ini.
Kepala Desa (Kades) Buanajaya Dina Heri Kurniawan melalui Kepala Dusun (Kadus) 4 Indra Sanjaya mengatakan, rumah warga milik Bapak Dedeng (50) rusak akibat terseret tanah longsor di Kampung Cipanengah RT 03/03 Desa Buanajaya.
” Rumah Bapak Dedeng ini rusak dampak dari terseretnya tanah tebing setinggi 15 meter dengan panjang 10 meter longsor akibat kikisan air hujan beberapa waktu yang lalu,” kata Indra saat dimintai keterangan www.sukabumizone.com, Rabu (13/07/2022).
Ia menjelaskan, atas dasar laporan warga sekitar terkait adanya bencana longsor, Pemdes Buanajaya langsung melakukan peninjauan ke lokasi kejadian dengan diberengi pihak P2BK Bantargadung, Babinsa, Bhabinkamtibmas, BPD, Muspika Bantargadung serta unsur lainnya.
” Upaya yang dilakukan yakni asesment kejadian, evakuasi, serta himbauan kepada warga setempat agar tetap waspada dan siaga terhadap bencana susulan,” jelasnya.
Ia menuturkan, setelah segala bentuk pengaduan dan proposal yang dilayangkan korban bencana longsor kepada Pemdes Buanajaya, lalu di berikan kepada dinas terkait, akhirnya rumah bisa diperbaiki.
” Keluarga Dedeng, mendapat sedikit bantuan dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi yakni berupa semen, kayu, dan alat-alat rumah tangga,” imbuhnya.
Lanjut Indra menambahkan, untuk untuk material longsor yang menghalangi jalan, warga setempat membersihkannya secara gotongroyong.
” Antisipasi terjadi kembali longsor yang menimpa rumah, warga setempat berinisiatif membangun Tembok Penahan Tanah (TPT) tebing longsor secara swadaya dan pembangunan baru mencapai kurang lebih 50 persen,” tambahnya.
Ia berharap, musibah serupa tidak terjadi kembali di Wilayah Desa Buanajaya. Pasalnya, Desa Buanajaya merupakan desa terpencil dan paling ujung di Wilayah Kecamatan Bantargadung dengan kondisi jalan yang sulit dilalui, ketika pihaknya membutuhkan bantuan pasti tidak tepat waktu.
” Kami harap bencana-bencana lebih fatal dari ini tidak terjadi kembali di Desa Buanajaya. Jika itu terjadi, maka upaya penanganan akan sulit dilakukan dengan cepat mengingat kondisi jalan rusak parah dan belum tersentuh pembangunan sama sekali. Tentunya, hal ini harus menjadikan satu pemikiran besar bagi pemerintah di atas, bagaimana cara mengatasinya. Sebab jalan ini setatusnya jalan kabupaten yang tidak dapat dibangun dengan menggunakan anggaran desa,” pungkasnya. (Kusnandar)