WARUNGKIARA, sukabumizone.com — Personil Koramil 0622-03/Warungkiara Kecamatan Warungkiara Kodim 0622/Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, lakukan pengecekan dan monitoring SPBU pasca harga BBM naik di wilayah teritorial, Senin (05/09/2022).
Komandan Koramil (Danramil) 0622-03/Warungkiara Kapten Inf Dikdik melalui Bati Tuud Koramil 0622-03/Warungkiara Pembantu Letnan Dua (Pelda) Tito Ngudiana mengatakan, giat monitoring dan pengecekan SPBU tersebut di laksanakan oleh seluruh personil Koramil 0622-03/Warungkiara di wilayah teritorialnya.
“Giat ini di jalankan semua anggota kami secara berkala di dua lokasi yakni SPBU Sukaharja Kecamatan Warungkiara dan SPBU Cicareuh Kecamatan Bantagadung,” kata Tito kepada www.sukabumizone.com, Senin (05/09).
Ia menjelaskan, kenaikan harga BBM ini diputuskan pada 31 Agustus 2022 dan harga baru Pertalite, Pertamak serta Solar Subsidi akan resmi berlaku pada 1 September 2022. “Anturan kenaikan BBM ini tercantum pada Peraturan Presiden (Perpres) No 98 tahun 2022. Dimana dalam peraturan ini pemerintah menaikan anggaran subsidi dan kompensasi energi menjadi tiga kali lipat,” jelasnya.
Ia menuturkan, dalam pantauan para anggotanya menyatakan bahwa setok BBM di setiap SPBU wilayah teritorialnya tetap aman terkendali. “Meskipun harga BBM jenis Pertalit dan Pertamak ada kenaikan harga dari harga sebalum nya yakni Pertalit Rp 7650 menjadi Rp 10.000./liter dan BBM jenis Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.000 jadi Rp14.500/liter namun stok tetap aman,” ujarnya.
Tito menegaskan, bahwa pemerintah pusat telah menyiapkan sejumlah skenario untuk mengantisipasi dampak susulan akibat kenaikkan harga BBM tersebut. Pemerintah mengucurkan anggaran Bantuan Sosial (Bansos) mencapai Rp24,7 triliun untuk program Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan subsidi upah dan transfer daerah.
“Pergeseran anggaran subsidi BBM untuk Bansos itu, diharapkan dapat menekan potensi naiknya inflasi inti, angkutan hingga volatile food pada paruh kedua tahun ini. Selain itu pemerintah pun sudah mengkaji dampak ikutan pada setiap simulasi kenaikkan harga pertalite dan solar sebesar Rp500 per liter,” pungkasnya. (Kusnandar)