
WARUNGKIARA, sukabumizone.com – Menjadi sopir ambulance bukan profesi mudah, terlebih untuk wanita. Banyak yang harus dikuasai dengan sangat baik untuk membawa mobil prioritas tinggi ini.
Selain harus jago nyetir, sopir ambulance juga harus memiliki pengetahuan tentang kondisi pasien yang dibawanya, serta peralatan medis yang berada di dalamnya.
Seperti yang dilakukan oleh Cucu Sumiyati (50), ibu dari satu anak ini merasa terpanggil untuk menjalani profesi mulia sebagai sopir ambulans Desa Bojongkerta, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Bahkan, profesi ini telah ia jalani kurang lebih hampir selama empat tahun lamanya. Ia juga mungkin merupakan sopir ambulance wanita pertama dan satu-satunya di Sukabumi.
Di sela-sela kegiatan kemanusiaan di Desa Hegarmanah, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Cucu Sumiyati mulai bercerita mengenai pilihan profesinya tersebut.
Ia menuturkan, menjadi sopir ambulance merupakan profesi yang tidak terfikirkan sebelumnya. Namun baginya, ini sudah menjadi garis takdir dari Tuhan. Sebuah skenario yang mungkin bagi sebagian orang biasa merupakan pilihan sulit karena berbagai keterbatasan seorang wanita.
Jauh sebelum itu, Cucu mengungkapkan bahwa cita-citanya ingin menjadi seorang pengusaha. Namun cita-cita itu kandas sejak suami tercintanya meninggal dunia beberapa tahun lalu.
“Entah kenapa pada tahun 2018 saya harus menjalani pekerjaan yang indah menurut garis takdir ini. Sejak suami meninggal, saya awalnya sempat bingung harus dibawa ke mana hidup ini. Namun saya bertekad kuat hingga akhirnya mencoba mengikuti pekerjaan ini, hitung-hitung sebagai batu loncatan,”
“Akan tetapi, beberapa bulan setelah menjalani banyak tugas dibagian kemanusiaan, saya mulai mengerti maksud Allah menempatkan saya pada tugas mulia ini,” tuturnya.
Cucu Sumiyati mengatakan dirinya telah mengikuti organisasi kemanusiaan di Persatuan Ambulance (PUAS). Ia juga mengaku telah mengantongi sertifikat dari Polres Sukabumi dan Polres Sukabumi Kota.
“Insya Allah selama sehat, saya akan terus bergelut di misi kemanusiaan ini, dan harapan saya kepada pihak terkait tolong diperhatikan kesejahteraan para sopir ambulance, karena insentif bulanan dari desa tidak mencukupi menurut hitungan materil,” pungkasnya.
Reporter : Juliansyah
Redaktur : Surya Adam




