Terjadinya Peristiwa Bojongkokosan.
Minggu 9 Desember 1945 jam 15’00 tibalah konvoy pasukan sekutu di Bojongkokosan, dari arah Bogor menuju Sukabumi dengan kekuatan I Batalion penuh, dengan perlengkapan tempur modern, diantaranya adalah Tank Sherman/Stuart, Panser Wagon, Brencarrier dan 150 truk yang berisi pasukan NICA dan tentara GURKHA, dan lindungi oleh pesawat pengebom Royal Air Force (RAF).
Setelah konvoy sekutu berhenti mendadak karena terhalang barikade, serentak komandan kompi III kapten Murad Idrus dari battalion I Resimen III TKR pimpinan Letnan Kolonel Edi Sukardi, memberi isyarat tembakan dua kali ke udara sebagai komando di mulai nya pertempuran, maka serentak pimpinan seksi I letnan muda M. Muhtar, yang berkedudukan di sebelah tebing utara Bojongkokosan dan pimpinan seksi II letnan muda D.Kusnadi, yang berkedudukan di sebelah tebing selatan Bojongkokosan, yang dibantu dari kelaskaran masyarakat dan barisan pemuda seperti Hisbullah, Pesindo, Banteng dll, serentak menggempur Pasukan Sekutu.
Selama kurang lebih dari 1 jam pasukan kita mampu memberikan perlawanan yang sangat sengit, sampai akhirnya peluru dan persenjataan habis, pada saat itu turunlah hujan lebat yang disertai dengan kabut yang sangat tebal, sehinga situasi tersebut di manfaatkan pihak Republik, Kelaskaran, dan Masyarakat untuk bergerak mundur, sementara pasukan sekutu mulai bergerak maju menyerang pertahanan di Bojongkokosan, tebing – tebing Bojongkokosan di gempur oleh Tank Sherman/Stuart dan Panser Wagon, sehingga sebanyak 12 orang dari pasukan kita gugur diantara tebing – tebing tersebut.
Pesawat pengebom Royal Air Force (RAF) yang pada saat itu memuntahkan bom nya, tetapi karena terhalang hujan dan kabut yang sangat tebal akhirnya banyak yang mengenai pasukan mereka sendiri, dan pada sekitar hujan mulai reda pertempuranpun berhenti dengan ditandainya peluit dari pihak sekutu untuk melanjutkan perjalanan nya, tercatat 28 orang pasukan dari TKR dan kelaskaran tewas dalam ‘Peristiwa Bojongkokosan’, termasuk 2 orang tidak dikenal, dan identitas nya tidak pernah diketahui hingga saat ini.
Reporter : Ridwan
Redaktur : Surya adam





