
Nahdliyin Pejuang Sejati
Darah Nahdliyin mengalir kental pada Ama Mudrikah. Apalagi saat nyantri di Cianjur, Ia ditempa Mama Ciharashas agar selalu berjuang untuk NU.
Di masa Gerakan September Tiga Puluh (Gestapu) pada 1965, Ama Mudrikah menjabat sebagai Ketua GP Ansor Sukabumi. Saat itu, Ia turut diutus Mama Ciharashas untuk pergi ke Lubang Buaya selama empat malam.
Seperti diketahui, pada peristiwa akhir September dan awal Oktober tahun 1965, NU mengeluarkan pernyataan resmi yang menuntut pembubaran PKI dan organ-organnya.
Selain itu NU juga menyerukan keterlibatan umat Islam untuk mendukung ABRI dalam aksi penumpasan PKI. Semenjak itu Ama Mudrikah mulai berkhidmah di NU sampai sekarang.
Hingga sebelum meninggal, Ama Mudrikah masih konsisten bersama NU. Terakhir Ia menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Sukabumi.
Masih dilansir dari sumber yang sama, Ama Mudrikah pernah menceritakan kecintaannya kepada NU. Ia juga menyinggung kepemimpinan orde baru di bawah Presiden Soeharto yang menurutnya terkesan ingin menghabisi NU.
“Yang Ama saksikan Soeharto itu ingin menghancurkan dan menghabisi NU. Tapi karena NU itu karomah, malah semakin kuat,” kata Ama Mudrikah dikutip dari laman NU.