Sementara Tenaga Ahli Bawaslu RI, Ronald Monoach mengatakan, sosialisasi di kampung adat Gelaralam bukan hanya memberikan wawasan dan pemahaman terkait Pemilu 2024 kepada warga, namun Bawaslu RI juga banyak belajar dari sistem demokrasi yang sudah terbangun di Kasepuhan Gelaralam.
“Sebetulnya kedatangan kami justru belajar banyak dari demokrasi yang sudah terbangun di Kasepuhan Gelaralam, mereka sudah ada sebelum NKRI berdiri dan demokrasi tercermin dalam musyawarah mufakat dalam pengambilan keputusan di masyarakat adat. Hal ini sesuai dengan ruh demokrasi berlandaskan Pancasila,” terangnya.
Ronald memaparkan, peran masyarakat adat dalam pemilu jangan lagi sebagai obyek politik seperti yang selama ini terjadi, jauh daripada itu Bawaslu RI berharap kampung adat menjadi garda terdepan pengawasan pemilu yang bersih.
“Demokrasi ala Indonesia itu ada di kampung-kampung adat, kami ingin masyarakat adat menjadi ujung tombak terjadinya pelanggaran pemilu seperti money politik,” terangnya.
Ke depan, lanjut Ronald, Bawaslu akan membangun pondok pengawasan partisipatif di Kasepuhan Gelaralam, berfungsi sebagai ruang informasi seputar Pemilu 2024 dan pengawasannya.