SUKABUMI KOTA, sukabumizone.com || Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) meluncurkan aplikasi Sistem Menegement Pemerintah Online (Simponi) atau aplikasi Parasut Administrasi Persuratan yang merupakan aplikasi e – office, di Balai Kota, Senin (18/12/2023).
Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji mengatakan, kehadiran aplikasi Parasut ini merupakan upaya untuk menghadirkan perubahan di Pemerintah Kota Sukabumi ke arah yang lebih baik, sejalan dengan perkembangan teknologi informasi.
Kusmana menuturkan, bahwa aplikasi yang secara efektif digunakan pada 15 Januari 2024 nanti, merupakan salah satu implementasi dari Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan dalam fungsinya mengadopsi tata naskah yang telah berlaku dilingkup Pemerintah.
“Hari ini dilaunching, dan pada Januari 2024 dimulai penggunaannya. Tetap format dan mekanisme tata naskah yang kita lakukan itu diterapkan, hanya lebih cepat, karena kita harus cepat juga melayani masyarakat. Kita kerjasama dengan BSSN dalam sistem keamanannya, insyaallah ini akan menjadi yang terbaiklah,” kata Kusmana kepada sukabumizone.com, Senin (18/12).
Senada dengan Kusmana, Kepala Diskominfo Kota Sukabumi, Rahmat Sukandar menjelaskan, bahwa aplikasi Parasut adalah bagian pertama dari Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan Online Kota Sukabumi atau Simponi. Yakni, super apps yang akan menaungi berbagai aplikasi didalamnya.
Menurutnya, Simponi akan memiliki empat bagian utama yakni layanan aplikasi administrasi internal dan layanan aplikasi untuk menyerap aspirasi, informasi dan komunikasi dengan masyarakat.
“Kemudian layanan pemerintah kepada masyarakat dan dunia usaha, serta layanan aplikasi terkait pelaksanaan program prioritas pemerintah seperti penanganan stunting,” terangnya.
Rahmat menambahkan, hadirnya Simponi merupakan solusi untuk mengatasi salah satu kendala yang dialami oleh Pemerintah Kota Sukabumi dalam penerapan teknologi digital yakni terlalu banyak aplikasi tanpa integrasi dan keterhubungan satu sama lain.
“Kami inventarisir bahwa terdapat 132 aplikasi berbasis website, android, dan ios. Namun, hanya 30 aplikasi yang aktif, sisanya hidup segan mati tak mau. Aplikasi yang aktif pun tidak terintegrasi maupun terhubung,” pungkasnya.
Reporter : M. Irsandi.
Redaktur : Ruslan AG