SUKABUMI KAB, sukabumizone.com || Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sukabumi Raya, menyoroti soal Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang merupakan platform pemantauan hasil Pemilu 2024. Pasalnya, terdapat ketidak sinkronan data antara Sirekap dan realitas di lapangan. Misalnya saja, jumlah suara calon legislatif (Caleg) dan Partai Politik (Parpol) tidak sesuai saat ditotalkan.
Ketua SMSI Sukabumi Raya, Eman Sulaeman menilai data tersebut tidak akurat, sehingga dapat berpotensi menyesatkan publik, dan pada akhirnya dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap hasil Pemilu, sehingga mengancam kelangsungan demokrasi.
“Angkanya menyesatkan. Silakan cek. Sebaiknya dihentikan dulu sebelum adanya perbaikan,” tegas pria yang akrab disapa Kang Sule kepada sukabumizone.com, Senin (19/2).
Menurutnya, tidak akuratnya data bisa dengan mudah mempengaruhi opini publik dan penilaian masyarakat terhadap hasil Pemilu, berujung pada ketidakpercayaan dan konflik sosial. Sebab itu, Kang Sule menekankan pentingnya akurasi dan kredibilitas informasi.
“KPU dan media massa untuk bekerja sama memastikan transparansi dan kejujuran penyajian data, serta pengawasan ketat terhadap data Sirekap,” tukasnya.
Reporter: M Irsandi
Redaktur: Ruslan AG