SUKABUMI KOTA, sukabumizone.com || Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sukabumi Bergerak menggelar Aksi Demonstrasi di Balai Kota Sukabumi dan gedung DPRD Kota Sukabumi, Kamis (7/3/2024).
Dari hasil pantauan, diketahui ratusan massa aksi melakukan demonstrasi dengan dipimpin satu mobil komando. Mereka long march dari Lapang Merdeka menuju Balai Kota Sukabumi, DPRD Kota Sukabumi dan berakhir di Tugu Adipura.
Koordinator Aksi Aliansi Mahasiswa sekaligus Ketua GMNI Sukabumi Raya, Anggi Fauzi mengatakan, mahasiswa turun ke jalan karena mirisnya kondisi harga pangan di Kota Sukabumi. Menurutnya, pemerintah dan DPRD harus tegas dalam menangani persoalan tersebut.
“Kita meminta agar pemerintah daerah khususnya DPRD bisa kembali menstabilkan harga beras di Sukabumi, kita juga meminta agar pemerintah menyerap gabah-gabah kering dari petani, karena mayoritas penyerapnya masih dari swasta,” kata Anggi kepada awak media, Kamis (7/3).
Selain itu, dengan tegas Anggi menuturkan, bahwa mahasiswa juga menolak kebijakan impor beras. Pasalnya, pada April 2024 sudah memasuki masa panen raya, maka hal itu dapat merugikan petani.
“Tentu bicara impor beras kita tolak keras karena bulan April akan panen raya. Petani banyak yang ngeluh, disaat harga beras naik tapi harga gabah tidak naik signifikan. Tidak berbanding lurus dengan harga beras,” ujarnya.
Disamping itu, lanjut Anggi, perlu disadari bahwa para petani juga mengeluh akan harga pupuk yang ikut melambung tinggi tapi harga gabah tidak (naik red).
“Sehingga ini jadi keresahan petani dan petani juga mendengar wacana impor beras yang digelontorkan pemerintah pusat ini benar-benar menyakiti petani,” tandasnya.
Selain itu, sambung Anggi, mahasiswa menuntut pemerintah dapat menyerap gabah yang dihasilkan petani lokal lantatan harga gabah petani saat ini berkisar Rp5 ribu per-kilogram.
“Kami menuntut agar pemerintah dan DPRD merekomendasikan agar menyerap gabah kering dari para petani lokal,” ujarnya
Sebab itu, masih kata Anggi, mahasiswa menilai kenaikan harga beras saat ini merupakan yang tertinggi selama 30 tahun terakhir. Namun sayangnya, upaya pemerintah dan DPRD belum optimal dalam mengendalikan harga beras.
“Terlebih kita akan masuk ke bulan Ramadan, kami sangat mendesak Pemerintah Daerah di Kota Sukabumi harus mampu menstabilkan harga beras,” pungkasnya.
Reporter : M. Irsandi
Redaktur : Ruslan AG