
CIKEMBAR, sukabumizone.com || Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukabumi, Fraksi Partai Golkar terpilih Ferry Supriyadi, ikut turun langsung dalam aksi damai Gerakan Bojongraharja Memanggil (GBM), di depan PT Glostar Indonesia (GSI) 1 Cikembar, Kamis (25/4/2024).
Menurutnya, aksi ini terjadi merupakan kolektif dari kekecewaan masyarakat terhadap rekrutmen yang berlaku di PT GSI 1 Cikembar ini. Padahal, di aturan Perda Provinsi Jawa Barat (Jabar) sudah jelas, tentang penempatan tenaga kerja itu.
“Bahwa penempatan tenaga kerja di perusahaan itu wajib memprioritaskan warga sekitar atau warga terdampak. Nah, sampai saat ini warga sekitar PT GSI 1 Cikembar ini masih banyak yang belum bekerja di perusahaan tersebut dan hanya di tes dites dan dites saja tapi tidak mulai bekerja, padahal rekrutan terus berjalan. Sehingga timbul kekecewaan dari masyarakat dan jadilah aksi spontanitas seperti ini,” kata Ferry kepada sukabumizone.com, Kamis (25/4).
Alasan mendasar, ia ikut turun langsung dalam aksi damai ini. Ferry menjelaskan, sebagai warga masyarakat yang mempunyai rasa keprihatinan terhadap situasi yang terjadi di PT GSI 1 Cikembar ini.
“Jadi ketika perusahaan ada di Desa Bojongraharja ini warga masyarakat Bojongraharja tidak mendapatkan hak untuk bekerja dengan baik, dalam artian tidak diakomodir dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku. Padahal aturannya kan sudah jelas, harusnya pihak perusahaan mengikuti aturan tersebut,” tandasnya.
Ketika ditanya soal isu dugaan terjadinya praktik pungutan liar (Pungli) di perusahaan tersebut, Ferry menuturkan, mendapatkan informasi dari tim saber pungli bahwa sudah ada pemanggilan terhadap beberapa oknum yang diduga representasi dari management PT GSI 1 Cikembar itu sendiri.
“Untuk isu pungli itu sendiri, saya melihat dan mendengar isu dari tim saber pungli, yang saya tahu sedang ada pemanggilan terhadap beberapa oknum yang diduga representasi dari manajemen PT GSI 1 Cikembar itu sendiri,” bebernya.
Kalau untuk berapa orang oknum yang dipanggil oleh saber pungli Polres Sukabumi, Ferry mengaku tidak mengetahui jumlahnya. Untuk bukti-buktinya sudah ada.
“Kalau untuk jumlah orang yang dipanggil saya belum tahu pasti, tapi sudah berjalan mungkin beberapa dipanggil dan dimintai keterangan terkait ini, serta buktinya juga ada bahwa menerima sejumlah nominal dari calon pencari kerja. Kalau untuk nominalnya saya tidak tahu, cuman saya mendengar dan ternyata benar saat dikonfirmasi sedang diproses di saber pungli,” bebernya.
Sehingga, sambung Ferry sangat miris, di satu sisi masyarakat yang terdampak sekitar perusahaan tidak bekerja, disisi lain sistem rekrut yang masih syarat dengan rekrutmen fee itu merebak dan diduga oknum pelakunya representasi dari manajemen itu sendiri.
“Saya sangat mengapresiasi yang setinggi-tingginya terhadap jajaran Polres Sukabumi, melalui tim saber pungli-nya untuk mengusut tuntas masalah ini,” pungkasnya.
Redaktur : Ruslan AG