GOL PENALTI menghentikan langkah timnas Indonesia. Meski bermain di Paris semalam, tapi bukan arena Olimpiade 2024 yang ingin dituju. Kalah 0-1 langsung lawan timnas Guinea. Kekalahan yang diwarnai kartu merah untuk pelatih Shin Tae-yong.
Gol Illaix Moribo, pemain eks klub Barcelona mengeksekusi dari titik putih menit-29. Serangan balik timnas Guinea, memaksa Witan adu sprint dengan Algassime Bah. Pelanggaran di kotak terlarang tak terhindarkan. Wasit menunjuk titik putih.
Timnas Indonesia nyaris kehilangan satu gol berikutnya. Juga dari titik penalti menit-77. Pelanggaran Dewangga yang turun di babak-II menggantikan Teguh terhadap pemain lawan, Djibril Bongura. Tackling Dewangga relatif bersih. Namun wasit menunjuk titik putih. Pelatih Shin Tae-yong melakukan protes keras berulang, hingga diganjar kartu merah. Kiper Ernando Ari menepis tipis tendangan penalti itu yang dilakukan menit-79.
Hal yang tak seharusnya terjadi. Pertandingan penting kualifikasi Olimpiade Paris 2024 ini tanpa dukungan VAR (video assistant referee). Tak ada peninjauan keputusan wasit yang dinilai subyektif itu.
Gol penalti babak pertama yang meruntuhkan mental timnas Indonesia. Betapa pun berimbang dalam penguasaan bola, pemain Garuda Muda kerap kehilangan bola. Pun tak cukup mengimbangi tackling yang menjadi bagian dari taktik lawan.
Gol penalti yang memaksa skuad Shin Tae-yong menepi. Menutup mimpi tiket terakhir Olimpiade Paris 2024. Cukuplah fase semifinal sebagai tampilan terbaik di Piala Asia U-23 Qatar 2024. Lanjutkan prestasi dan mengulang sejarah pada perhelatan yang sama dua tahun mendatang.***
Redaktur : Surya Adam