
CIRACAP, sukabumizone.com II Pantai Pangumbahan, di Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, menjadi objek wisata yang tidak pernah sepi pengunjung. Terlebih jika dihari libur atau weekend, tempat yang menjadi salah satu penangkaran penyu itu selalu dikunjungi wisatan lokal mapun luar daerah.
Jarak tempuh menuju lokasi tersebut kurang lebih 108 Kilometer (Km) dari Kota Sukabumi ke arah selatan. Namun, jika menggunakan rute Palabuhanratu-Kiaradua, selain kondisi jalannya yang mulus, selama dalam perjalanan pengunjung pun bakal disuguhkan dengan pemandangan yang indah. Seperti, hamparan perkebunan teh dan suasana pedesaan yang asri.
Dengan hanya membayar tiket Rp10 ribu, pengunjung sudah bisa menikmati semua layanan yang ada di kawasan konservasi Pangumbahan. Diantaranya, saat penyu bertelur, penangkaran sampai pengeraman alami dan pelepasan tukik atau anak penyu ke laut lepas.
Kepala UPTD Konservasi, Ade Hendri mengatakan, ada beberapa syarat jika ingin melihat penyu bertelur. Yang pertama dilarang menyalakan cahaya selama dikawasan, tidak terlalu banyak bergerak, dan dilarang mengganggu penyu.
“Bila melihat cahaya penyu bertelur akan gagal, karena penyu itu sensitif. Makanya para pengunjung tidak dibolehkan menyalakan senter atau alat yang dapat menimbulkan cahaya, ” kata Ade kepada sukabumizone.com, Minggu (12/5/2024).
Ade menuturkan, Pantai Pangumbahan ini memliki luas 2,4 Kilometer (Km) dan merupakan salah satu kawasan terbaik untuk penyu bertelur karena memliki pasir yang halus, “Lokasi ini juga merupakan kawasan eduwisata, konservasi serta wisata. Penyu yang ada di Pantai Pangumbahan ini adalah jenisnya Penyu hijau atau nama ilmiahnya Cleonia mydas,” jelasnya.
Penyu yang akan bertelur, sambung Ade itu bergerak menuju pantai pada malam hari. Untuk itu, ia menyarankan kepada semua pengunjung agar mengambil posisi yang tepat dan tidak menganggu proses penyu bertelur.
“Lazimnya penyu akan mencari titik pasang air laut terjauh untuk menghindari gagalnya telur menetas. Momen saat penyu bergerak ke pantai dan bertelur akan sangat menarik untuk di dokumentasikan. Namun perlu diingat, penyu sensitif akan cahaya untuk itu jika memotret disarankan tidak menggunakan flash,” bebernya.
Lanjut Ade menjelaskan, pada umumnya satu ekor penyu akan mengeluarkan telur sebanyak 60 sampai 150 butir, dan masa produktif itu pada Bulan Maret – Juni. Telur telur penyu di Pantai Pangumbahan semuanya untuk ditetaskan.
“Proses penetasan yang dipilih adalah penetasan secara alami dalam sarang, ini dipilih karena merupakan kondisi terbaik untuk penetasan telur penyu. Namun karena tingginya ancaman predator, maka dilakukan upaya pemindahan telur penyu ke sarang semi alami sebagai upaya peningkatan jumlah telur menetas,” tuturnya.
Durasi penetasan, lanjut Ade berlangsung selama 50 sampak 60 hari, dan telur akan menetas menjadi bayi penyu atau tukik, selanjutnya akan dilepasliarkan ke laut.
“Bayi penyu atau tukik ini nantinya akan dilepasliarkan ke laut. Pelepasan tukik dilakukan pada sore menjelang malam, dan momen ini biasanya menjadi magnet atau daya tarik tersendiri bagi pengunjung Pantai Pangumbahan,” pungkasnya.
Reporter : Hapid
Redaktur : Ruslan AG





