![](https://sukabumizone.com/wp-content/uploads/2024/07/IMG-20240707-WA0027.jpg)
JAMPANGTENGAH, sukabumizone.com || Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Wilayah Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, mencatat ada 16 ribu petani yang masuk dan terdaftar dalam Sistem Penyuluh Pertanian (Simluhtan).
“Ya, ada 16 ribu petani Jampangtengah yang masuk di data kami, dari 16 ribu petani itu 8 ribu di antaranya merupakan petani yang menanam jagung jenis Hibrida. Mereka (petani red) menggunakan lahan kehutanan dan perkebunan dengan cara tumpang sari atau sewa lahan,” kata Ketua BPP Wilayah Jampangtengah Rosidin kepada sukabumizone.com, Minggu (8/7/2024).
Rosidin menjelaskan, masing-masing itu memiliki lahan pertanian dikisaran 2 sampai 3 hektar, dan saat ini ada beberapa petani yang menanam jagung hibrida. “Yang saya amati mereka kebanyakan tanam jagung, mereka menanam jagung hibrida itu lantaran mudah menanam serta merawatnya. Jarak 3 atau 4 bulan sudah bisa panen,” ujarnya.
Untuk 1 hektar lahan yang ditanami jagung hibrida, sambung Rosidin, petani bisa menghasilkan kisaran 8 ton. Dengan rincian harga jagung kondisi basah itu Rp2.500 per-Kilogram (Kg). “Sementara, jika dijual dalam keadaan kering itu harganya Rp5 ribu per-Kg,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Mekar, Asep mengatakan, dari tahun 2023 sampai 2024 sebagian petani itu menanam jagung jenis hibrida. “30 anggota kami pun saat ini menanam jagung jenis hibrida,” pungkasnya.
Reporter : Hapid
Redaktur : Ruslan AG