LENGKONG, sukabumizone.com || Kepala Desa (Kades) Neglasari, Kecamatan Lengkong, Rahmat Hidayat angkat bicara soal warga yang rela bertaruh nyawa demi menjalankan aktivitas keseharian mereka dengan menyeberangi jembatan gantung rusak yang menghubungkan Kecamatan Lengkong dan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi.
Menurutnya, sekitar bulan Juni lalu terjadi musibah alam banjir yang mengakibatkan jembatan itu rusak. “Karena jembatan tersebut penghubung Desa Neglasari dan Bantarpanjang, kami tidak bisa mengambil kebijakan sendiri,” kata Rahmat kepada awak media, Rabu (24/7/2024).
“Selama ini kita rencana untuk diskusi dengan Desa Bantarpanjang, karena buntu tidak dapat kesepakatan. Maka hari ini, kami bersikap untuk mensiasati agar isu bahwa petani tidak bisa bertani karena kondisi jembatan rusak, pedagang, warga termasuk anak sekolah tidak bisa lewat. Sehingga hari ini, kami bersikap agar jembatan ini nyambung saja dulu kami anggarkan seadanya sama teman-teman, dan hari ini sedang dikerjakan untuk sementara,” bebernya.
Karena jembatan tersebut tidak dapat dipergunakan, anak sekolah dan warga menggunakan alternatif jalan lain. Yaitu, ke jalan protokol dengan jarak tempuh tiga kali lipat atau sekitar 10 kilometer. Menurutnya, secara sejarah memang ini jembatan dibangun sangat lama dengan swadaya masyarakat.
“Kita agendakan untuk pembangunan ini mengikuti isu atau janji perusahan yang ada di sini. Tetapi sampai saat ini memang tidak ada kontribusi atau program continue sesuai MoU yang kita buat dengan perusahaan tersebut,” ujarnya.
“Kemudian kemarin kita berdiskusi agar merencanakan menggunakan dana desa kita. Kebetulan hari ini bersepakat dari kedua desa. Antara Desa Bantarpanjang dan desa kami (Neglasari),” jelasnya.
Pasca terjadinya banjir bandang itu, Rahmat mengaku, melalui Sekretaris Desa (Sekdes) langsung berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) dan BPBD.
“Harapan kami agar jembatan ini bisa dibangun paten oleh dana desa kami. Agar kebutuhan masyarakat terfasilitasi. Kemudian jembatan terbangun permanen dan rutinitas masyarakat serta pelajar berjalan normal,” pungkasnya.
Dikabarkan sebelumnya, Jembatan gantung penghubung Kampung Cigirang, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, dan Kampung Pamoyanan, Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, rusak dan miring akibat diterjang banjir bandang pada 15 Juni lalu.
Jembatan yang memiliki panjang 30 meter dan lebar 1,70 meter, melintang di atas sungai Cikaso itu kondisinya kini sangat memprihatinkan.
Walau kondisinya miring, namun warga, guru hingga siswa tetap menggunakan jembatan itu dengan cara bergelantung. Alasannya, jika menggunakan akses jalan lain cukup memakan waktu hingga 3 jam untuk pulang pergi.
“Saya terpaksa melintasi jembatan rusak itu dengan cara bergelantung. Karena, awalnya saya gunakan akses jalan yang lain itu membutuhkan perjalanan untuk pulang dan pergi mencapai tiga jam lebih,” kata salah satu warga Kampung Pamoyanan, Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah, Leni Sumarni (40), kepada awak media, Selasa (23/7/2024).
Reporter : M Afnan
Redaktur : Ruslan AG