PALABUHANRATU, sukabumizone.com || PT. Oke Asset Indonesia menyatakan siap berdiskusi guna membahas teknis penyelesaian tunggakan kredit kios Pasar Semi Modern (PSM) Palabuhanratu. Lantaran sebelumnya, perusahan ini sempat membuat resah para pedagang karena tiba-tiba mengirimkan surat peringatan tunggakan dengan nominal yang fantastis.
Pernyataan itu disampaikan perwakilan PT. Oke Asset Indonesia setelah mengadakan pertemuan di Kantor UPTD Pasar Palabuhanratu, Kelurahan/ Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Selasa (03/09/2024).
Padahal, para pedagang tidak mengenal dan tak memiliki kesepakatan kredit apapun dengan PT. Oke Asset Indonesia. Selama ini, mereka hanya mempunyai kesepakatan pembayaran cicilan kios kepada My Bank, hingga akhirnya diketahui jika PT. Oke Asset Indonesia telah mengambil alih kredit PSM Palabuhanratu dari My Bank.
Head Colection PT. Oke Asset Indonesia, Stevalen Armenius mengatakan, perusahaanya telah melakukan cash yield atau mengambil alih kredit PSM Palabuhanratu dari My Bank, peralihan itu terjadi sekitar 2 hingga 3 bulan silam.
“Hasil pertemuan hari ini, kita akan menjadwalkan pertemuan kembali dengan konsumen-konsumen terkait dengan cash yield yang kita lalukan dari my bank,” ungkapnya.
Ia mengaku, hanya baru dapat menjelaskan mekanisme pelunasan dan pengambilan sertifikat. Dalam agenda pertemuan bersama kepala UPTD pasar Palabuhanratu, Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Hamzah Gurnita, Perwapas, aktifis dan perwakilan pedagang.
“Tadi kita menyampaikan mekanisme pelunasan atau pengambilan sertifikat di kita seperti apa, hanya seperti itu,” terangnya.
Di tempat yang sama, Senior Colection Staf PT. Oke Asset Indonesia, Ferdi Setiawan menambahkan, pihaknya telah menetapkan pertemuan lanjutan untuk membahas teknis pembayaran tunggakan kredit PSM Palabuhanratu.
“Kita akan dibicarakan lagi, rencananya sekitar dua minggu lagi. Nanti baru kita bicarakan teknis pembayarannya seperti apa dan bagaimana,” kata dia.
Menurutnya, data sementara jumlah kios yang memiliki tunggakan di PT. Oke Asset Indonesia tercatat mencapai ratusan unit. “Data sementara yang ter-input di sistem kami kurang lebih 200 unit,” tandasnya.
Reporter : Wafik Hidayat
Redaktur : Ruslan AG